
Ketegangan antara Israel dan Iran masih terus meningkat dengan serangan saling balas yang menewaskan warga sipil di kedua sisi.
Di tengah konflik tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut dua pejabat AS kepada Reuters, veto itu dikeluarkan Trump beberapa hari ke belakang.
Saat diminta mengomentari laporan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak memberikan pernyataan langsung.
“Ada begitu banyak laporan palsu tentang percakapan yang tidak pernah terjadi, dan saya tidak akan membahasnya,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News, Minggu (15/6), seraya menambahkan, “Kami melakukan apa yang perlu kami lakukan.”
Israel memulai serangan pada Jumat (13/6) dengan menyasar jajaran komando militer Iran hingga situs nuklir strategis.
Serangan pertama menewaskan Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran, Mohammad Kazemi, dan wakilnya di Teheran.
“Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah mengunci takdir yang pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri dan pasti akan melihat [takdir] itu menimpanya,” kata Khamenei merespons serangan besar Israel yang melukai sejumlah komandan dan ilmuwan negaranya.
Di hari tersebut, pemimipin tertinggi Iran itu dipastikan masih hidup dan dalam kondisi aman.

Kementerian Kesehatan Iran melaporkan sedikitnya 224 orang tewas dalam empat hari serangan Israel. Sekitar 90 persen korban merupakan warga sipil.
Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendeteksi peluncuran baru pada Senin pagi dan segera melakukan pencegatan.
Video siaran langsung menunjukkan rudal melintas di atas Tel Aviv dan Yerusalem, sementara ledakan terdengar dari berbagai penjuru kota.
Belum ada pembaruan jumlah korban tewas di Israel sejak Minggu. Informasi terakhir, 10 orang dilaporkan meninggal dan lebih dari 300 terluka.
