Meski naik secara tahunan, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan hasil survei BI itu menunjukkan hasil lebih rendah jika dibandingkan pada kuartal I 2025 yang ada di 1,07 persen yoy.
“Perkembangan harga properti tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer, sementara penjualan rumah tipe besar dan menengah mengalami kontraksi,” kata Denny dalam keterangan tertulis pada Rabu (6/8).
Pada kuartal II 2025, penjualan unit properti residensial di pasar primer juga mengalami kontraksi sebesar 3,80 persen secara yoy. Sebelumnya, penjualan sempat tumbuh 0,73 persen secara yoy di kuartal I 2025.
Dari segi pembiayaan, BI mencatat dana internal pengembang masih menjadi sumber utama pembangunan properti residensial. Sumber tersebut memiliki pangsa sebesar 78,36 persen.
Selain itu, dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer masih lebih banyak dilakukan dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Skema tersebut memiliki pangsa 73,06 persen dari total pembiayaan.