Zara Yupita Azra, senior sekaligus terdakwa dalam kasus dugaan perundungan dan pemerasan almarhumah Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesia Undip, diperiksa dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (6/8/2025).
REPUBA.CO.ID, SEMARANG -- Jaksa penuntut umum (JPU) membacakan buku harian atau diari almarhumah Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesia Undip, dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (6/8/2025). Dalam persidangan tersebut, Zara Yupita Azra, yakni senior Aulia Risma, diperiksa dalam statusnya sebagai terdakwa dugaan perundungan dan pemerasan terhadap Aulia Risma.
Saat sedang membahas perihal praktik senioritas yang berlangsung di PPDS Anestesia Undip, JPU memohon kepada majelis hakim untuk membacakan secuplik isi diari Aulia Risma setelah menjadi mahasiswi Angkatan 77 PPDS Anestesia Undip. Cuplikan diari yang dibacakan tampaknya merupakan curahatan hati Aulia Risma yang ditujukan untuk seorang lelaki.
"Aku tidak bisa sendiri tanpamu. Aku sangat lemah. Aku sebegitu rapuhnya. Aku tidak menanggung semuanya sendiri," kata JPU menyitir isi diari Aulia Risma.
Pada kalimat selanjutnya, Aulia Risma mengaku sudah lelah. "Mas tahu, jalannya masih sangat panjang. Mas tahu, ini sangat berat buatku," kata Aulia Risma dalam diarinya yang dibacakan JPU.
Aulia kemudian menuliskan dia sudah berusaha semampunya. "Tapi sampai kapan aku harus pulang ataupun bekerja dengan berurai mata? Aku sakit, aku sakit dipandang sebelah mata setiap hari. Aku sakit tidak dilihat, tidak disapa, padahal aku berdiri di depannya," ucapnya.
Aulia Risma menambahkan dia hanya ingin diperlakukan sebagai manusia. "Aku ingin diperlakukan sebagai manusia. Aku berusaha semampuku," katanya.
"Mas tahu, punggungku selalu kesakitan, tapi aku tidak mau dikasihani. Orang lain pun tidak peduli. Aku yang menahan sakitnya," sambung Aulia Risma dalam diarinya.
Dia mengaku sudah tak sanggup menahan rasa sakit dan tidak mampu sendirian. Aulia Risma pun merasa lelah karena harus menangis setiap malam.
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dengan berurai mata. Kalau nanti aku tidak ada, naafkan perbuatanku selama ini. Aku sayang sama kamu. Maafkan aku," tulis Aulia Risma dalam diarinya.
Berita Lainnya