
Kepala Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam ibu kota Teheran pada Jumat (13/6).
Semasa hidup Salami dikenal sebagai tokoh militer senior yang sangat loyal sekaligus vokal terutama dalam seruan konfrontatif terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS). Salami, yang lahir pada 1960 di Iran tengah. Pada 1980 ia bergabung dengan Garda Revolusi atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC).

Salami bergabung ke divisi elite itu tepat saat dimulainya perang Iran melawan Iran di bawah pimpinan Saddam Hussein. Mengabdikan diri di Garda Revolusi, Salami menjadi sosok terdepdan dalam menjaga nilai Republik Islam yang berdiri usai revolusi 1979.
Dari sana, kariernya menanjak hingga memimpin Divisi Dirgantara Garda Revolusi dan masuk daftar hitam pemerintah Amerika Serikat (AS). Ia menjabat sebagai Wakil Komandan IRGC selama sembilan tahun, sebelum akhirnya diangkat menjadi Komandan Tertinggi pada 2019.

Mengutip AFP, Salami dikenal karena retorikanya yang tajam terhadap musuh-musuh Iran. Salah satunya yang dikenal luas adalah ia pernah memperingatkan bahwa Iran akan “membuka gerbang neraka” jika Israel atau AS melakukan kesalahan sekecil apa pun.
Selain itu, pada 2018, ia menyindir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar “belajar berenang di Laut Mediterania” sebagai persiapan untuk melarikan diri.
Garda Revolusi di bawah kepemimpinannya memainkan peran sentral dalam kebijakan luar negeri Iran di kawasan, termasuk dukungan terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, dua faksi yang kerap berkonflik dengan Israel.
Salami tewas dalam serangkaian serangan udara terbaru Israel yang disebut sebagai gelombang balasan besar terhadap Iran. Ia menjadi salah satu tokoh paling senior yang gugur sejak eskalasi antara kedua negara meningkat dalam beberapa tahun terakhir.