Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS, PhD, alumnus Universitas Brawijaya, berhasil menciptakan beras tinggi protein pertama di dunia yang dinamakan cahokia rice. Varietas ini dia kembangkan untuk membantu mengatasi masalah kekurangan gizi global, khususnya protein.
Dilansir website resmi Universitas Brawijaya, laki-laki yang mendapat gelar profesor penuh pada 2017 tersebut, bersama timnya mengembangkan varietas padi ini melalui proses mutasi alami (non-GMO), sehingga menghasilkan beras dengan indeks glikemik rendah dan kadar protein 50 persen lebih tinggi.
Untuk bisa mengembangkan varietas ini Prof. Herry membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan riset yang holistik, mulai dari seleksi genetik, pengujian kualitas gizi, hingga adaptasi agronomis di berbagai wilayah.
“Kami memilih jalur non-GMO karena ingin menghasilkan varietas yang bisa diterima luas oleh masyarakat, tanpa keraguan akan rekayasa genetik. Inovasi ini juga menunjukkan bahwa sains bisa bergerak sejalan dengan kearifan lokal dan kesehatan masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa beras cahokia ini memiliki keunggulan agronomis; umur pendek, tahan terhadap penyakit jamur Pyricularia grisea, berbulir panjang, serta mampu dipanen hingga 7.560 kg/ha.
Produksinya bahkan mampu menghasilkan hingga 150 kg protein murni per hektar —setara dengan 550 kilogram daging atau 4.500 liter susu. Jika varietas ini ditanam secara luas di Indonesia, maka diperkirakan dapat berkontribusi terhadap tambahan asupan protein nasional hingga 1 juta ton per tahun, atau setara dengan 3,6 juta ton daging.
“Silakan makan nasi, ini aman. Tanaman ini bukan GMO, tapi alami yang kita ciptakan di Louisiana. Karakter ini tidak ada secara alami, jadi kita harus menciptakannya melalui proses mutasi,” ucapnya.
Prof. Herry berharap kehadiran Cahokia Rice dapat menjadi model bagi pengembangan varietas fungsional lainnya di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ia juga membuka peluang kerja sama riset dengan institusi dalam negeri untuk mengadaptasi teknologi ini di lahan-lahan lokal.
Ia yang kini menjabat sebagai profesor tetap di Louisiana State University (LSU) itu mengatakan, “Cahokia Rice bukan hanya inovasi sains, tapi juga misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi pangan yang sehat, alami, dan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi global, terutama protein.”