
Setelah awal tahun 2025 kumparan berkesempatan menjajal Yamaha Aerox Alpha di Sirkuit Karting, Sentul, Bogor, kini kami berkesempatan menjajal lagi skutik gambot ini.
Bedanya, kali ini Yamaha Aerox Alpha digeber di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Nusa Tenggara Barat.
Sebelum menjajal motor ada sejumlah regulasi keamanan yang harus diikuti. Peserta wajib mengisi form scrutineering, dan melakukan pengetesan kesehatan dan tes buta warna.
Karena motor yang dijajal adalah motor spek standar pabrikan, sehingga untuk spion harus dicopot. Lalu bagian mika lampu wajib diskotlet, tujuannya untuk mengantisipasi pecahan dari kaca mika tersebut saat terjadi kecelakaan di sirkuit. Selanjutnya, ketebalan ban minimal harus 80 persen.

Nah, untuk pengendara wajib menggunakan wearpack one piece guna meminimalisir saat terjadi kecelakaan. Serta wajib menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lanjut ke uji coba, dari segi jantung mekanisnya, tipe Aerox Alpha Cybercity dan tipe standar menggunakan mesin yang sama dengan Yamaha NMax dan Lexi, namun tidak dibekali sistem Yamaha Electric Continuously Variable Transmission (YECVT) alias turbo.
Yamaha Aerox Alpha sudah disuntik dengan mesin 155 VVA Blue Core. Sementara di tipe Aerox Alpha Turbo dan di tipe tertinggi Aerox Alpha Turbo Ultimate.

Dari segi dimensi, Aerox Alpha punya panjang 1.980 mm, tinggi 710 mm dan lebar 1.170 mm. Sementara wheelbase sepanjang 1.350 mm.
Dari dimensi tersebut, saat dijajal dengan postur tinggi saya di 173 centimeter masih aman karena bisa menapakkan kaki dengan fleksibel ke aspal.
Untuk posisi duduk pun nyaman dengan tinggi jok 790 mm dan ground clearance 145 mm sangat cocok saat diajak bermanuver di dalam lintasan.
Aerox Alpha Cybercity

Pada pengujian kali ini, motor yang pertama dicoba adalah Aerox Alpha Cybercity. Dengan sirkuit yang lebih besar, artinya pengujian kali ini bisa lebih maksimal ketimbang saat dilakukan di Sirkuit Sentul Karting.
Dari segi performa, dengan mesin yang sudah dijelaskan di atas, mampu menghasilkan tenaga 15,1 dk di 8.000 rpm sementara torsinya mencapai 14,2 Nm di 6.500 rpm.
Saat melintas di trek lurus tenaganya sangat instan, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam tidak butuh lama. Namun karena spek standar, sehingga saya harus berhati-hati dan tidak telat menarik tuas rem.
Sementara saat diajak menikung, tipe ini terbilang punya suspensi bagian depan dan belakang tetap nyaman sehingga pas saat diajak menikung di lintasan.
Bukan tanpa sebab, kenyamanan suspensi ini terasa pas karena ada sentuhan pada inner tube yang semula hanya berukuran 26 mm kini menjadi 30 mm.
Aerox Alpha Turbo Ultimate

Setelah tiga putaran giliran Aerox Alpha Turbo Ultimate yang ditunggangi. Dari segi tampilan memang tak ada yang signifikan.
Tapi, tipe tertinggi ini sudah dibekali YECVT dan performance damper. Gunanya untuk memberikan sensasi berkendara yang lebih stabil dan nyaman.
Benar saja, saat dijajal raungan mesinnya lebih agresif. Dengan adanya fitur Y-shift motor ini punya power yang lebih buas.
Untuk akselerasi, tidak butuh waktu lama, tinggal tekan tuas yang ada di tangan kiri motor ini dapat dengan mudah melesat di lintasan.
Berhubung ini di sirkuit banyak trek lurus, jadi kesempatan untuk membuktikan akselerasi dari tipe tertinggi ini. Cukup responsif tenaganya hanya dengan menekan Y-shift hingga ke posisi tiga pada rentang rpm 6.000 sampai 7.000 rpm kali ini bisa tembus di 130 km/jam. Sementara pengujian di Sentul saat itu saya hanya dapat di angka maksimal 80 km/jam.
Sedangkan, waktu melintas di tikungan pun tidak perlu rem terlalu dalam. Pasalnya teknologi Y-shift ini bisa dimanfaatkan guna melakukan deselerasi.
Dengan disematkannya performance damper, motor ini sangat nyaman saat diajak menikung. Motor lebih nurut juga lebih stabil.
Aerox Alpha Standar

Terakhir, yang saya coba adalah Aerox Alpha Standar, secara performanya tipe terendah ini persis seperti Aerox Alpha Cybercity.
Yang jadi pembeda selain warna adalah suspensi belakangnya, di tipe ini belum dapat tabung. Tapi ketika pengujian, karakter motor dengan bobot saya 69 kilogram memang terasa keras.
Namun ketika diajak cornering di tikungan justru terasa sangat rigid dan stabil. Bahkan ketika diajak akselerasi di trek lurus motor ini sangat tenang dan tidak terasa limbung.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian ini, terbukti bila soal performa tidak perlu diragukan. Mesin terbaru di tipe Aerox Alpha Standar dan Cybercity bisa diandalkan.
Namun, bagi yang suka berakselerasi pilihan Aerox Alpha Turbo Ultimate pun Aerox Alpha Turbo sangat fun to drive dengan adanya fitur Y-shift.

Di sektor pengeremannya pun saat dicoba di sirkuit bisa diandalkan. Terlebih, semua tipenya sudah dibekali rem cakram di bagian depan dan belakang.
Dari segi suspensi, ketiga motor yang dijajal punya karakter berbeda. Mulai dari shock standar tanpa tabung di tipe Aerox Alpha Standar, hingga paket komplit seperti Aerox Alpha Turbo Ultimate.