REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 1 Cirebon, para siswa menemukan lebih dari sekadar tempat belajar. Senyum-senyum ceria terpancar saat mereka bercerita tentang guru-guru yang tak hanya mengajar, tetapi juga membimbing mereka sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Hal itu diungkapkan salah seorang siswa SRT 1 Terintegrasi Cirebon, Adi. Siswa kelas tujuh itu telah belajar di SRT 1 Terintegrasi Cirebon selama sebulan terakhir.
“Alhamdulillah betah. Banyak teman. Makan juga terjamin. Tidur Alhamdulillah nyaman,” kata Adi saat ditemui Republika di SRT 1 Terintegrasi Cirebon, yang menempati bangunan SMPN 18 Kota Cirebon, Rabu (13/8/2025).
Untuk kegiatan pembelajaran, Adi mengaku sangat menyukainya. Ia mengatakan para guru di SRT 1 Cirebon mendidik siswa sesuai bakat dan minat masing-masing. “Secara pembelajaran menurut saya bagus. Murid satu-satu dilihat banget bakat dan minatnya, sukanya saya gitu sih. Gurunya juga asyik,” ujarnya.
Meski demikian, Adi mengakui kondisi toilet di SRT 1 Cirebon kurang bersih. Ia menilai hal itu karena ada peserta SRT 1 Cirebon yang kurang menjaga kebersihan.
Siswa lainnya, Ahmad Maulana, juga mengaku betah dan nyaman selama sebulan terakhir bersekolah di SRT 1 Cirebon. “Selama di sini seru, nyaman. Teman-temannya baik. Guru-gurunya baik juga,” jelas Ahmad saat menjawab pertanyaan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang melakukan kunjungan kerja ke SRT 1 Cirebon, Rabu (13/8/2025).
Ahmad juga mengaku kini lebih disiplin. Ia terbiasa tidur pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB.
Saat ditanya mengenai makanan, Ahmad menyatakan makanan yang disediakan di SRT 1 Cirebon cocok di lidahnya. “Makannya enak, tiga kali sehari. Paling suka menu ayam,” tuturnya.
Siswa lainnya, Naufal Azzam (8), juga mengaku senang bersekolah di Sekolah Rakyat. “Belajar, baca, gambar, dan banyak lagi,” kata siswa kelas 1A itu.
Saat ini, SRT 1 Cirebon menampung 75 siswa, terdiri atas 32 siswa SD (24 laki-laki, 8 perempuan) dan 43 siswa SMP (25 laki-laki, 18 perempuan).
Sejak 14 Juli 2025, 63 Sekolah Rakyat rintisan di berbagai daerah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Selanjutnya, 37 titik lainnya dimulai pada Agustus dan 59 titik tambahan akan diluncurkan pada September. Total 159 Sekolah Rakyat siap beroperasi pada Tahun Ajaran 2025/2026 dengan target 15.370 siswa.