REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 300 ribu orang melakukan aksi long march melintasi ikon kota Sydney, Jembatan Sydney Harbour, pada Ahad 3 Agustus 2025. Mereka menyerukan percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang saat ini diblokade Israel dan mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Polisi negara bagian New South Wales menyatakan ada sekitar 90 ribu orang hadir dalam aksi tersebut. Namun penyelenggara aksi, Palestine Action Group Sydney, dalam sebuah unggahan Facebook menyebutkan jumlah peserta bisa mencapai 300 ribu orang.
Para pengunjuk rasa meneriakkan, “Netanyahu/Albanese, kalian tak bisa bersembunyi! Hentikan dukungan terhadap genosida!” sambil membawa poster yang menyerukan gencatan senjata dan penghentian kelaparan terhadap anak-anak. Mereka juga membawa berbagai macam atribut pro Palestina dan menabuh panci-panci yang kini menjadi simbol desakan mengakhiri kelaparan akut di Gaza.
Penyelenggara aksi menyebut aksi kali ini sebagai “ _March for Humanity_ ” atau “Aksi untuk Kemanusiaan” dan menjadi simbol pertunjukan demokrasi terbesar. Para peserta aksi berasal dari berbagai kalangan, mulai dari lansia hingga keluarga dengan anak kecil. Di antara mereka terlihat pendiri _Wikileaks_ , Julian Assange.