Sebagai manusia modern kota metropolis seperti Surabaya tidak lengkap rasanya bila tidak traveling ke luar kota. Ada persepsi dominan warga kota, bahwa berlibur seolah menjadi ‘bahan bakar’ untuk lebih produktif setelahnya.
Melepas penat dari hiruk pikuk kota, banyak warga kota menyukai wisata alam. Wisata alam memberikan kesempatan untuk bersantai dan menyegarkan pikiran.
Di tahun 2025 ini minat warga kota mengunjungi tempat wisata yang menawarkan kesejukan udara cukup tinggi. Ini bisa dilihat adanya peningkatan signifikan dari jumlah pengunjung.
"Ini yang kami alami saat ini di mana pengunjung dari sejumlah kota besar cukup tinggi. Seperti Surabaya misalnya, dari hasil penjualan tiket, ternyata pengunjung dari Surabaya itu masuk tiga besar pengunjung terbanyak di tempat kami," ungkap Marketing Manager Solo Safari Reza Salman Farisy, kepada Basra, Senin (4/8).
"Pengunjung terbanyak kami dari Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Dari kota besar, mereka datang ke tempat kami. Mungkin mereka sudah bosan dengan wisata di dalam kota kali ya," sambungnya.
Reza menuturkan Solo Safari mengusung konsep "Walking Safari". Artinya pengunjung tidak diperkenankan berkeliling area wisata menggunakan kendaraan bermotor. Pengunjung bisa menikmati kawasan yang dihuni 442 ekor satwa dari 100 spesies itu hanya dengan berjalan kaki atau kendaraan ramah lingkungan yang telah disediakan pengelola.
"Jadi bebas polusi kan, dan udaranya benar-benar segar seperti yang banyak diinginkan warga kota. Juga lebih menyehatkan karena jalan kaki," ujar Reza.
"Pengunjung bisa melihat berbagai jenis satwa, termasuk jenis satwa endemik Indonesia yang terancam punah, serta berbagai aktivitas edukasi dan hiburan," imbuhnya.
Reza memprediksi orang-orang yang mencari tempat-tempat lebih sejuk untuk berlibur akan terus menjadi tren di sepanjang tahun ini. Tren ini menunjukkan banyak orang mencari cara mengurangi stres saat berlibur.