
Salah satu perubahan struktur kurikulum pada Kurikulum Merdeka di jenjang SMP adalah aspek yang penting. Perubahan struktur tersebut perlu dipahami dengan baik oleh guru, tenaga pendidik, dan tentunya siswa.
Perubahan dalam Kurikulum Merdeka dianggap sebagai langkah besar dalam pembaruan sistem pendidikan nasional yang lebih adaptif dan relevan.
Salah Satu Perubahan Struktur Kurikulum pada Kurikulum Merdeka di Jenjang SMP adalah Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Salah satu perubahan struktur kurikulum pada Kurikulum Merdeka di jenjang SMP adalah penekanan yang kuat pada pembelajaran berbasis kompetensi. Artinya, kurikulum ini tidak lagi hanya menitikberatkan pada penguasaan materi pelajaran secara teoritis.
Dalam pelaksanaannya, kurikulum akan lebih mengarah pada bagaimana siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan nyata. Dengan struktur ini, siswa didorong untuk memahami, menerapkan, serta menyesuaikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, dalam pelajaran Matematika, siswa SMP tidak lagi hanya mempelajari rumus-rumus tanpa konteks. Mereka akan diajak untuk memecahkan masalah nyata seperti menghitung kebutuhan bahan bangunan atau mengelola keuangan sederhana.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, mereka bukan sekadar menganalisis teks sastra, tetapi juga belajar menulis opini dan membuat konten kreatif. Ditambah juga dengan mengajak mereka untuk bisa menyampaikan pendapat dengan percaya diri dan logis.
Berdasarkan buku Implementasi Kurikulum Merdeka, Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd., (2023), Kurikulum Merdeka juga menekankan integrasi antar mata pelajaran. Pendekatan ini dikenal sebagai pembelajaran lintas disiplin, saat satu kegiatan pembelajaran bisa menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus.
Contohnya, saat mengerjakan proyek tentang lingkungan, siswa bisa menggabungkan pengetahuan dari IPA (untuk aspek ilmiahnya), IPS (untuk memahami dampaknya secara sosial), serta Bahasa Indonesia (untuk membuat laporan atau kampanye kesadaran). Tujuannya agar siswa memiliki pemahaman terhadap isu-isu di sekitar mereka.
Adanya perubahan ini juga mengubah peran guru. Dulu, guru berperan sebagai pemberi materi. Dalam Kurikulum Merdeka, guru menjadi fasilitator pembelajaran yang membantu siswa menggali potensi diri, memberikan bimbingan dalam proses belajar, dan menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan menyenangkan.
Penilaian pun mengalami perubahan. Pemberian nilai tidak hanya didasarkan pada hasil ujian akhir, melainkan juga mencakup asesmen formatif yang menilai proses, keterampilan, sikap, dan kemampuan berpikir kritis siswa.
Baca Juga: Bagaimana Kaitan Pembelajaran Terpadu dengan Kurikulum Merdeka? Ini Jawabannya
Salah satu perubahan struktur kurikulum pada Kurikulum Merdeka di jenjang SMP adalah bentuk kemajuan di dunia pendidikan. Kurikulum Merdeka dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan modern, seperti berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi. (DNR)