Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengkritik Amerika Serikat (AS) karena menjatuhkan sanksi berupa penolakan penerbitan visa bagi pejabat-pejabat Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Beijing menilai, kebijakan-kebijakan AS terus menghambat upaya perdamaian.
"China sangat terkejut dengan sanksi AS terhadap pejabat Otoritas Palestina dan anggota Organisasi Pembebasan Palestina. Kami merasa kecewa dan sulit memahami bahwa AS terus menutup mata terhadap upaya internasional untuk perdamaian," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Guo Jiakun, dalam pengarahan pers pada Jumat (1/8/2025), dikutip laman resmi Kemenlu China.
Guo menekankan, permasalahan Palestina merupakan inti dari isu di Timur Tengah. Ini mengingat persoalan Palestina berada di titik krusial sejarah. "Komunitas internasional, khususnya AS, harus menjunjung tinggi keadilan, bertanggung jawab, sungguh-sungguh melaksanakan resolusi PBB yang relevan, dan melakukan upaya aktif untuk penyelesaian yang tepat atas persoalan ini, alih-alih melakukan sebaliknya," ucapnya.
Dia menegaskan, China mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka. Beijing pun mendorong penyelesaian yang komprehensif, adil, dan langgeng atas persoalan Palestina berdasarkan solusi dua negara. "China akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melakukan upaya tanpa henti demi hal tersebut," ujar Guo.