Dikutip dari Reuters, Minggu (3/8), dalam pemecatan yang dilakukan pada Jumat (1/8), nama pejabat yang dipecat adalah Erika McEntarfer. Awalnya, Erika merupakan pejabat yang ditunjuk sejak era Presiden Biden.
“Kita butuh data ketenagakerjaan yang akurat. Saya sudah perintahkan tim untuk memecat pejabat Biden ini dan menggantinya dengan orang yang lebih kompeten,” kata Trump di media sosial Truth Social.
BLS melaporkan lapangan kerja yang tercipta pada Juli 2025 di AS hanya 73.000. Selain itu, BLS juga melaporkan adanya pengurangan 258.000 lapangan kerja dalam kurun Mei sampai Juni.
Dengan laporan yang menunjukkan pasar ketenagakerjaan yang lemah, pasar saham AS juga semakin terguncang. Hal ini dapat dilihat dari anjloknya indeks S&P 500 sebanyak 1,6 persen.
Sampai saat ini, BLS belum memberi komentar resmi dan tuduhan Trump terhadap Erika belum mendapat bukti pasti. Meski demikian, seorang pejabat Gedung Putih menuturkan sebenarnya masalah seperti ini sudah terjadi sejak pandemi beberapa tahun lalu.
Menurut pejabat itu, tingkat respons survei ketenagakerjaan menurun dari 80,3 persen pada 2020 menjadi sekitar 67,1 persen pada Juli 2025. Hal ini dianggap berdampak pada kualitas data.
Meski demikian, tindakan BLS yang mengurangi cakupan survei untuk indeks harga konsumen dan produsen diakibatkan karena keterbatasan anggaran. Hal ini juga mengakibatkan pengurangan jumlah pegawai BLS. Lembaga itu mensurvei sekitar 121.000 bisnis dan instansi pemerintah, yang mewakili sekitar 631.000 lokasi kerja individual untuk laporan ketenagakerjaan.
Di samping itu, 89 dari 100 pakar kebijakan AS menurut Reuters memang mengkhawatirkan kualitas data ekonomi AS. Cara Trump memecat pejabat BLS juga menimbulkan kekhawatiran bahwa politik dapat mempengaruhi pengumpulan dan publikasi data.
"Mempolitisasi statistik ekonomi adalah tindakan yang merugikan diri sendiri," kata Michael Madowitz, ekonom utama di Roosevelt Forward, Roosevelt Institute.
Di hari yang sama, Trump juga mendapat hal tak terduga yani Gubernur Federal Reserve, Adriana Kugler, secara mengejutkan mengundurkan diri. Kepergian Kugler juga membuka jalan bagi Trump untuk menunjuk pengganti Kugler lebih awal dari perkiraan.
Selama ini, Trump sering berselisih dengan Ketua The Fed Jerome Powell karena tak kunjung memangkas suku bunga. Powell akan mengakhiri masa jabatannya pada Mei 2026, tapi masih bisa bertahan sebagai anggota dewan hingga 2028. Dengan mundurnya Kugler, Trump bisa menunjuk gubernur baru untuk mengisi sisa masa jabatan Kugler hingga 31 Januari 2026.
Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat ketua Fed berikutnya antara lain adalah penasihat ekonomi Trump Kevin Hassett, Menteri Keuangan Scott Bessent, mantan Gubernur Fed Kevin Warsh, dan Chris Waller.