
SEJUMLAH istri nelayan di pesisir Indramayu, Jawa Barat, yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses ekonomi diberikan pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Melalui program Berikanpreneur, mereka dilatih cara mengolah bahan baku menjadi produk berkualitas, memahami prinsip manajemen mutu, kewirausahaan, dan pemasaran digital.
Inisiatif tersebut mendapatkan dukungan dana hibah Ocean Grant yang digulirkan Defra UK (Department for Environment, Food & Rural Affairs Pemerintah Inggris).
Dukungan itu sekaligus pengakuan internasional atas komitmen program dalam mengatasi masalah limbah pesisir sekaligus pemberdayaan komunitas.
“Dulu kami hanya mengetahui goreng keripik kulit ikan seadanya. Sekarang kami tahu cara membuatnya lebih enak, mahal, dan bisa dijual ke mana-mana,” ujar Rosidah, 45, salah satu ibu produksi.
“Anak-anak kami bangga karena ibunya bikin keripik yang dijual di online dan bisa menambah uang untuk kebutuhan anak sekolah,” tambah dia.
Di tangan istri nelayan tersebut, mereka mampu mengolah potensi sumber daya perikanan yang terabaikan yakni tumpukan kulit ikan barakuda yang selama ini berakhir sebagai limbah atau dijual dengan harga receh hanya untuk dikeringkan dan digoreng menjadi cemilan keluarga nelayan.
Namun, dengan sentuhan anak-anak muda inovatif melalui social enterprise yang berfokus pada inovasi pangan bergizi tinggi protein dan pemberdayaan ekonomi pesisir bernama Berikan Protein Initiative, kulit ikan barakuda itu kini menjelma menjadi camilan premium.
Camilan di bawah merk Forayya (For Indonesia Raya) itu renyah dan gurih serta siap bersanding di etalase global seperti keripik kulit ikan telur asin khas Singapura yang sangat populer.
CEO Berikan Protein Initiative Maqbulatin Nuha mengatakan jantung produk inovasi Forayya Fish Skin Katsuobushi ini terletak pada dua pilar utama yakni pemilihan bahan baku yang tak termanfaatkan dan teknologi pengolahan yang revolusioner bervisi peningkatan kualitas gizi masyarakat dan pemberdayaan ekonomi.
“Di saat konsumen global mulai jenuh dengan rasa itu-itu saja dan makin peduli pada asal-usul makanan mereka, camilan ini hadir di waktu tepat. Cemilan lengkap dengan rasa unik, manfaat gizi yang nyata (tinggi protein), serta cerita otentik menyentuh hati tentang keberlanjutan dan kemanusiaan," ujar Maqbulatin.
Saat ini, jelas dia, camilan tersebut dipasarkan melalui marketplace Berikan Lokapasar, platform e-commerce yang dikembangkan Berikan Protein khusus untuk menjual produk inovasi serba tinggi protein hasil program pemberdayaan.
"Platform ini tersedia di berbagai kanal digital seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, dan website resmi Berikan Protein, sehingga menjangkau konsumen dari berbagai kalangan di Indonesia," ucap Maqbulatin.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi menambahkan dalam momentum bulan kemerdekaan Indonesia, dirinya berharap kehadiran camilan tersebut jadi wujud nyata ekonomi kerakyatan yang diimpikan founding father bangsa.
“Semoga inovasi camilan ini terus berjalan dan membawa manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan nelayan, memperkenalkan camilan khas Indramayu ke kancah nasional serta membuat wilayah pesisir khususnya Indramayu semakin maju," pungkas Edi. (H-2)