TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Hari Wibowo, menjelaskan alasan Gibran menggunakan atribut One Piece pada pemilihan presiden 2024. Drajad mengatakan ada perbedaan konteks saat Gibran menggunakan atribut One Piece dengan pengibaran bendera One Piece yang marak belakangan ini.
“Jelas beda jauh momentum dan timing-nya. Wakil Presiden Mas Gibran memakai pin mugiwara dari anime One Piece dalam masa pilpres,” kata Drajad kepada Tempo, pada Senin, 4 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mugiwara adalah topi jerami yang dikenakan karakter utama One Piece, Monkey D. Luffy. Penggunaan mugiwara ini menjadi ciri khas dari Luffy. Ia selalu mengenakannya setiap saat.
Politikus Partai Amanat Nasional ini menjelaskan, Gibran mengenakan atribut One Piece saat berkunjung ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Gibran juga memakainnya saat debat calon wakil presiden pada 21 Januari 2024. Saat itu ia memakai atribut One Piece karena banyak pemilih muda merupakan penggemar anime dan manga atau wibu tersebut.
“Setahu saya Mas Gibran memang menggemari One Piece. Jadi, pemakaian pin itu sebagai pesan Mas Gibran merangkul para pemilih muda,” ujar Drajad.
Tahun lalu, Gibran pernah menggunakan simbol topi jerami One Piece ketika mengikuti debat calon wakil presiden pada 21 Januari 2024. Putra sulung Joko Widodo itu memakai simbol karakter anime "One Piece" pada busana yang dia kenakan di debat pilpres tersebut.
Gibran tampil dengan lambang-lambang yang erat kaitannya dengan budaya populer dan juga karakter-karakter manga dan anime kesukaannya, yaitu "One Piece" dan "Naruto". Mantan Wali Kota Solo itu di antaranya memakai pin kecil khas bajak laut topi jerami atau dijuluki bajak laut mugiwara dari "One Piece". Selain anime One Piece, Gibran juga tampil dengan jaket berlogo klan Uzumaki yang merupakan klan Naruto dalam anime "Naruto" pada segmen debat berikutnya.
Tidak hanya Gibran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga pernah memamerkan atribut serial anime One Pice di akun media sosial Instagram miliknya, yaitu @smindrawati pada 30 Juli 2023. Sri Mulyani mengunggah tiga foto dirinya mengenakan topi jerami mirip Monkey D. Luffy.
Dalam foto tersebut, Sri Mulyani mengenakan topi jerami dengan tulisan merah Indonesia dan kemeja batik merah. Pada salah satu foto ia mengkombinasikan foto dirinya dengan gambar Luffy. Bahkan ia berpose khas seperti Luffy.
Di unggahan tersebut Sri Mulyani menulis dengan campuran Bahasa Indonesia dan Inggris. Ia menyebut Luffy sebagai tokoh idolanya dalam anime One Piece,
“Luffy style ... (emoticon senyum). Siapa tokoh idolamu..? Menurutmu values apa yang mengesankan dari One Piece.? Persahabatan dan membantu mereka yang membutuhkan. Kejar mimpimu – jangan pernah menyerah dan kehilangan harapan,” kata Sri Mulyani.
Kini pemerintah Prabowo Subianto menganggap lambang One Piece sebagai upaya untuk memecah belah bangsa. Pemerintah pun mengingatkan para pengibar bendera One Piece.
Pengibaran bendera One Piece memang semakin ramai menjelang peringatan kemerdekaan RI ke-80 pada 17 Agustus 2025. Di media sosial, bendera One Piece viral dipasang di sejumlah rumah dan kendaraan. Bendera hitam bergambar tengkorak dan tulang bersilang putih ini dikibarkan oleh masyarakat. Mural One Piece juga bertebaran di jalan-jalan di berbagai wilayah. Pengibaran bendera yang menjadi simbol bajak laut dari serial anime asal Jepang karya Eiichiro Oda itu dipakai sebagai ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah.
Drajad Wibowo menjelaskan, pengibaran bendera One Piece saat ini berbeda waktu dan momentum ketika Gibran memakai atribut One Piece. Sebab pengibaran bendera One Piece itu dilakukan menjelang hari kemerdekaan Indonesia. Padahal pengibaran bendera Merah Putih merupakan sesuatu yang sakral dan penting untuk menanamkan nasionalisme ke masyarakat menjelang hari kemerdekaan.
“Menjadikan One Piece sebagai bendera dalam bulan kemerdekaan kita jelas menodai kesakralan tersebut. Beda jauh maknanya dengan saat Mas Gibran memakainya,” kata Drajad.
Ia menganalogikan pengibaran bendera One Piece ibarat bermain bola. Setiap orang bebas bermain bola, tetapi kegiatan itu menjadi keliru ketika dilakukan di tengah orang yang khusyu beribadah.
“Wajar jika orang berpikir ini karena main yang kebablasan atau memang sengaja menggangu orang beribadah?” katanya.
Novali Panji Nugroho, Dinda Sabrina, dan Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Pemasang Bendera One Piece Tak Bisa Dipidana