Bolehkah Seorang Gadis Dipaksa Menikah dengan Pria Pilihan Orang Tua? Ini Pandangan Islam

1 hour ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memelihara keturunan adalah salah satu tujuan utama syariat Islam. Karena itu, agama ini mengatur bahwa pernikahan sebagai sarana untuk menjaga keberlangsungan generasi. Hal ini khususnya berlaku bagi mereka yang sudah dianggap layak untuk menikah dan menjalani kehidupan berumah tangga.

Dalam Islam, pernikahan tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada sejumlah aturan yang harus dipatuhi. Salah satunya berkaitan dengan keberadaan wali.

Menurut KH Mahbub Ma’afi dalam buku Tanya Jawab Fikih Sehari-hari, adanya wali adalah salah satu rukun nikah. Pandangan ini ditegaskan antara lain dalam mazhab Syafi'i.

Artinya, pernikahan tidak dianggap sah tanpa wali, sebagaimana disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayah al-Ikhtishar: “Wali adalah salah satu rukun nikah, maka nikah tidak sah tanpa wali.”

Permasalahan kemudian muncul ketika seorang ayah memaksa anak gadisnya yang sudah dewasa untuk menikah dengan pilihan sang ayah, padahal si gadis sudah memiliki pilihan lain.

Dalam Kifayah al-Akhyar dijelaskan, “Dan disunahkan dimintai izinnya gadis yang sudah dewasa karena adanya hadis yang menjelaskan hal itu.”

Kiai Mahbub Ma’afi mengutip sebuah sabda Nabi Muhammad SAW: “Dan perempuan yang masih gadis (sebaiknya) dimintai izin, sedangkan izinnya adalah keterdiamannya (diamnya yang bersangkutan)” (HR Muslim).

Dari penjelasan tersebut, disunahkan bagi seorang ayah untuk meminta persetujuan anak gadisnya yang sudah dewasa sebelum menikahkannya. Anjuran ini bertujuan menghargai perasaan sang anak serta mencegah timbulnya ketidakharmonisan keluarga.

KH Mahbub Ma’afi menerangkan, pembahasan perihal ini juga menjadi perhatian para ulama. Dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-5 di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tahun 1930, misalnya.

Hasil keputusan muktamar tersebut membolehkan, tetap makruh, sepanjang tidak ada kemungkinan akan timbulnya bahaya. Keputusan ini didasarkan pada kitab Tuhfah al-Habib.

“Adapun sekadar ketidaksukaan wanita tanpa alasan yang darurat, maka tidak berpengaruh terhadap sahnya pernikahan. Akan tetapi, dimakruhkan bagi walinya untuk mengawinkannya. Disunahkan meminta izin kepada gadis jika memang sudah dewasa berdasarkan hadis (riwayat) Muslim: ‘Seorang ayah harus meminta persetujuan dari anaknya yang masih perawan.' Hadis ini dipahami sebagai sunah demi menghargai perasaan.”

Dengan demikian, meskipun wali memiliki peran penting dalam pernikahan, Islam tetap memberikan ruang bagi anak gadis yang sudah dewasa untuk menyatakan persetujuannya.

Read Entire Article