
Kementerian Kesehatan memaparkan data mereka terkait program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang sudah berjalan sejak Februari tahun ini. Sampai hari ini, sudah ada 8 juta masyarakat yang mengikuti CKG ini.
"Ada 4 hal utama, yang paling tinggi masalah gigi. Saya juga baru sadar, gigi saya ada bolongnya. Masalah gigi ini tinggi sekali di Indonesia," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam paparannya, Kamis (12/6).
"Lalu hipertensi, diabetes, obesitas. 3 masalah kesehatan ini, merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyebab kematian nomor 1-2 di Indonesia," lanjut Budi.
Secara rinci, sudah ada 8 juta orang di 38 provinsi yang telah mengikuti CKG. Dari jumlah itu separuh masyarakat Indonesia ada masalah pada gigi mereka.
"Itu hampir separuh dari peserta CKG ini punya masalah dengan giginya. misal gigi berlubang, goyang, hilang atau gusi turun. Ini 50-60% punya masalah ini. Mungkin ini belum terperhatikan tapi dari CKG ini harus jadi perhatian," ucap Iwan Ariawan, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang dilibatkan pada pemaparan terkait CKG itu.
Sementara untuk masalah lain, Kemenkes menyoroti masalah hipertensi, obesitas, hingga diabetes.
Dari data yang mereka paparkan, ada 1 dari 4 laki-laki yang mengikuti CKG mengalami obesitas. Dari mereka yang mengalami obesitas, ada keterkaitan dengan risiko penyakit tekanan darah tinggi hingga diabetes.

"Pada peserta kesehatan yang memiliki obesitas sentral, ada tekanan darah tinggi, penyakit gula, itu 1,5 sampai 2 kali lipat. Risikonya meningkat tinggi pada mereka-mereka ini," ucap Iwan.
Lalu, data juga memaparkan dari 20,9% masyarakat yang ikut CKG mengalami darah tinggi atau hipertensi. 5,9 % lainnya terdeteksi menderita diabetes.
"Mereka berisiko menerima stroke, atau gagal ginjal, itu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Dan mengakibatkan biaya besar perawatannya," kata Iwan.
1 dari 10 Peserta CKG Terindikasi Menuju Hipertensi atau Diabetes
Pemaparan diatas menjelaskan bagi mereka yang telah terdeteksi penyakit hipertensi atau diabetes. Tapi, dari CKG, justru nampak potensi yang mengintai masyarakat.
"Ini 1 dari 10, peserta CKG ini sudah mengarah ke hipertensi atau diabetes. ini kondisi pre, artinya sudah ada gangguan pada tekanan darah atau gula darahnya," ucap Iwan.
Sebab itu, Iwan mendorong agar masyarakat yang telah terdeteksi penyakitnya punya kontrol diri yang ketat, demi mengurangi potensi penyakit yang mematikan berikutnya.
"Banyak informasi untuk mengurangi makan minuman manis, berlemak, ini gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi atau diabetes tadi. Kalau sudah terlanjur, kita perlu kontrol teratur. minum obat teratur, dengan tekanan darah terkontrol, kita bisa mencegah penyakit jantung stroke atau gagal ginjal," ucap Iwan.
Sejauh ini, sudah ada 8 juta masyarakat Indonesia yang memanfaatkan CKG, di 9.552 puskesmas, yang tersebar di 38 provinsi.
Dari proporsinya 62,24 % peserta adalah perempuan dan 37,76% peserta adalah laki-laki.