REPUBLIKA.CO.ID, NGADA - Dua mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) melakukan kegiatan KKN Merajut Nusantara III di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Pantja Adiguna Muharam dan Alief Wahyu Alhabib, mahasiswa dari Program Studi Manajemen UBSI, yang menjadi bagian dari program KKN yang digagas oleh LLDIKTI Wilayah III.
Keduanya tergabung dalam Program KKN Merajut Nusantara III. Program ini melibatkan mahasiswa dari 27 perguruan tinggi. Penempatan mereka di Desa Lengkosambi Barat Daya, Kecamatan Riung, membuka ruang bagi kontribusi nyata terhadap pembangunan desa yang baru saja dimekarkan dan masih minim akses informasi.
Merajut Nusantara bukan sekadar nama program. Di baliknya, tersembunyi semangat mahasiswa Indonesia untuk turut menyulam teknologi di wilayah-wilayah yang belum tersentuh digitalisasi, terutama di kawasan Desa 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Membangun Website Desa
Berangkat dari kondisi desa yang belum dikenal luas dan belum memiliki media informasi resmi, Pantja dan Alief mengambil inisiatif membangun website resmi desa. Inovasi ini dimaksudkan untuk membantu pemerintahan desa dalam menyediakan layanan informasi publik yang transparan, serta memperkenalkan potensi lokal yang dimiliki desa.
Sosialisasi website digelar Senin (4/8/2025) dan dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa, serta perangkat desa lainnya. Dalam acara tersebut, mahasiswa UBSI menjelaskan cara kerja dan manfaat dari portal digital tersebut, yang kini menjadi sumber informasi resmi desa.
Ade Suryadi, dosen pendamping dari UBSI mengatakan langkah ini sejalan dengan visi UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif yang terus mendorong mahasiswanya agar mampu mengimplementasikan ilmu dan keterampilan digital untuk pengabdian masyarakat.
"Desa Lengkosambi Barat Daya merupakan wilayah baru hasil pemekaran dan belum banyak dikenal luas. Website ini kami buat untuk mendukung transparansi, memperkenalkan potensi desa, serta membantu pelayanan informasi publik,” ujar Ade.
Program KKN Merajut Nusantara III bertujuan membentuk karakter mahasiswa yang peduli dan mampu memberikan solusi atas persoalan nyata di masyarakat. Melalui pendekatan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi informasi, mahasiswa UBSI membuktikan bahwa menyulam teknologi di Desa 3T bukanlah wacana, melainkan aksi konkret yang berdampak.
UBSI terus mendorong peran aktif mahasiswanya dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan desa berbasis teknologi. Dengan semangat sebagai Kampus Digital Kreatif, UBSI percaya bahwa transformasi digital dapat dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan hati besar dari desa, oleh mahasiswa, untuk Indonesia.