KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Kamis (7/8). Ini merupakan OTT ketiga yang digelar KPK hingga pertengahan 2025.
Berdasarkan catatan kumparan, tahun 2025 ini, KPK sebelumnya telah melakukan dua OTT lainnya di wilayah Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel; dan Sumatera Utara. Berikut rangkumannya:
KPK melakukan OTT di OKU pada Sabtu (15/3). Dalam operasi itu ada delapan orang yang diamankan.
Dari delapan orang yang diamankan, KPK menetapkan enam orang sebagai tersangka.
Keenam tersangka itu, yakni:
Perkara ini bermula pada saat DPRD OKU tengah membahas R-APBD Tahun Anggaran 2025 pada sekitar Januari 2025.
Agar R-APBD tersebut bisa disahkan, beberapa perwakilan DPRD menemui pihak Pemda OKU untuk meminta jatah pokok-pokok pikiran (pokir).
Karena keterbatasan anggaran, jatah pokir tersebut diturunkan menjadi Rp 35 miliar. Meski begitu, untuk fee-nya tetap sebesar 20 persen atau sekitar Rp 7 miliar.
Karena kesepakatan fee tersebut, DPRD menaikkan APBD OKU 2025 dari Rp 48 miliar menjadi Rp 96 miliar.
OTT KPK di Sumut ini berlangsung pada Kamis (26/6). Total ada 6 orang yang diamankan.
OTT ini terkait dengan dua perkara berbeda. Pertama, terkait proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR Provinsi Sumatra Utara. Kedua, terkait proyek di Satker PJN Wilayah 1 Sumatra Utara. Nilai kedua proyek itu sebesar Rp 231,8 miliar.
Dari 6 orang yang diamankan, 5 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Untuk tersangka penerima suap yakni:
Sementara, untuk tersangka pemberi suap yakni:
Diduga kasus korupsi ini terjadi dengan Akhirun dan Rayhan selaku pihak swasta berharap mendapatkan proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR dan Satker PJN Wilayah 1 Sumut dengan memberikan sejumlah uang sebagai uang suap kepada Topan, Rasuli, dan Heliyanto.
Topan, Rasuli, dan Heliyanto kemudian diduga melakukan proses pengaturan lewat e-katalog agar perusahaan yang dipimpin oleh Akhirun dan Rayhan ditunjuk sebagai pemenang lelang proyek.
Ini merupakan OTT teranyar yang dilakukan lembaga antirasuah. Dilakukan pada Kamis (7/8), total sudah ada 8 orang yang diamankan.
KPK belum membeberkan siapa saja yang diamankan, namun salah satunya diketahui merupakan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis.