Menlu: ASEAN Akan Menjadi Kekuatan Penstabil Indo-Pasifik

Menteri Luar Negeri Sugiono menghadiri Perayaan ASEAN Day, mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Sugiono mengatakan peringatan ASEAN Day menjadi momentum untuk menentukan ASEAN seperti apa yang ingin dibangun di masa depan. "Menurut saya, ASEAN akan terus memimpin dalam membangun kawasan yang damai, tangguh, inovatif, dan berpusat pada rakyat," kata Sugiono di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (8/8). Sugiono kemudian menyinggung sejarah pendirian ASEAN yang dibentuk lewat Deklarasi ASEAN yang ditandatangani di Bangkok di tengah Perang Dingin. Ia menyebut, ASEAN lahir di tengah kondisi yang tidak normal dan tidak ideal. "ASEAN kini menjadi keluarga beranggotakan sepuluh dan segera akan menjadi sebelas dengan bergabungnya Timor Leste. ASEAN merupakan pusat integrasi kawasan, rantai pasokan dan dialog, dan menjadi kekuatan penstabil di kawasan Indo-Pasifik yang semakin diperebutkan," tuturnya. Dengan total penduduk sebanyak 675 orang dan total GDP hampir USD 4 triliun, Sugiono mengatakan ASEAN merupakan ekonomi terbesar kelima di dunia. Sehingga, ia mengajak seluruh negara anggota ASEAN bersama stakeholders lainnya untuk mengimplementasikan apa yang telah disepakati dengan komitmen penuh dan kemauan politik. "Dan jika ASEAN ingin tetap relevan, kita harus menginvestasikan pada kapasitas institusi untuk merespons krisis, memperkuat kerja sama ekonomi kawasan, dan juga mengatasi ancaman transnasional dari perdagangan manusia, perubahan iklim, dan tindakan bersama. Namun, semua ini tidak akan mungkin terjadi tanpa persatuan ASEAN," ungkapnya. Terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, Sugiono juga mengajak seluruh negara anggota ASEAN menyelesaikan perbedaan lewat jalur diplomasi dan dialog, dan menghindari eskalasi. "Indonesia mengapresiasi peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN dalam memfasilitasi dialog untuk meredakan tensi. Dan Indonesia juga menawarkan bantuan jika keterlibatan kami diperlukan. Menurut saya ini adalah tradisi, adalah cara kita, cara ASEAN dalam melakukan langkah konsultatif yang berlandaskan rasa saling menghormati," tegasnya. Terakhir, Sugiono mengatakan ASEAN sebagai kelompok kawasan jauh dari kata sempurna. Meski demikian, ASEAN tetap bertahan karena memilih dialog daripada konfrontasi, kerja sama daripada kompetisi, dan persatuan daripada perpecahan. "Visi ASEAN 2045 harus diimplementasikan secara penuh dan inilah cara kita membangun kawasan yang tangguh, terpercaya, dan siap untuk masa depan," pungkasnya.