Falala Chocolate kembali menghadirkan kejutan baru bagi pecinta cokelat dan pencinta seni budaya Bali. Bertepatan dengan perjalanannya sebagai oleh-oleh khas Bali yang viral dan 100 persen halal, Falala membuka gerai eksklusif bertajuk Falala Artisan Chocolate Ubud-sebuah ruang yang menyatukan produk cokelat berkualitas dengan semangat pelestarian seni dan budaya Bali.
Ubud: Tempat Lahir dan Inspirasi Baru Falala
Falala bukan hanya kembali ke Ubud sebagai lokasi, tetapi juga ke akar sejarahnya. Nama "Ubud" berasal dari kata ubad yang berarti obat atau penyembuh. Semangat inilah yang menjadi dasar filosofi Falala sebagai comfort chocolate-cokelat yang menenangkan hati dan meningkatkan mood. Kini Ubud dipilih sebagai satu-satunya gerai Falala yang mengusung konsep Artisan.
Konsep artisan di Falala dimaknai sebagai wujud karya yang dibuat dengan keahlian dan cinta terhadap proses. Di gerai Falala Artisan Ubud, konsep ini diwujudkan baik dalam produk maupun desain ruang.
Produk artisan seperti chocolate crunchy, gianduja, truffle shield, dan berbagai minuman cokelat khas hanya tersedia di Ubud dan tidak dijual di cabang lain.
Ruang Seni dan Rasa dalam Balutan Budaya Bali
Falala Artisan bukan hanya menjual cokelat, tapi juga mempersembahkan pengalaman. Desain toko dirancang dengan pendekatan modern yang berpadu dengan elemen-elemen tradisional Bali: ukiran paras dari Sebatu, ukiran kayu dari Tejakula dan Belayu, serta patung cokelat kontemporer hasil kolaborasi dengan para pengrajin lokal.
Lukisan bergaya kamasan dari seniman I.B. Rekha juga menjadi membuka gerai eksklusif bertajuk Falala Artisan Chocolate Ubud bagian penting dari estetika ruangan.
Keterlibatan para seniman, pelestari budaya, dan pengrajin lokal menjadi bukti bahwa Falala Artisan adalah ruang kolaboratif. Dewa Ayu Melinia, perwakilan Falala, menyampaikan bahwa kekuatan Bali ada pada taksunya, dan taksu Ubud berasal dari kesenian dan adat yang masih hidup.
"Kami percaya toko modern pun harus tetap membawa napas tradisi itu,” katanya.
Budaya sebagai Daya Tarik Wisata
Menurut Dewa Padma, perwakilan manajemen Falala, Bali menjadi pusat destinasi wisata dunia bukan karena gedung tinggi atau pusat belanja, tapi karena budayanya.
"Kita wajib menjaga itu. Teman-teman pelaku usaha di Bali juga perlu terus mengangkat unsur budaya Bali-baik dalam produk maupun konsep toko,” jelas Dewa Padma.
Ia juga menambahkan bahwa pembukaan Falala Artisan Ubud dilakukan dengan penuh rasa hormat, termasuk dengan memohon restu dan dukungan dari Puri Ubud dan Griya Mangasrami, yang memberikan apresiasi atas langkah Falala dalam menjaga taksu Ubud melalui medium cokelat.
Tetap Menjadi Oleh-oleh Khas Bali yang Populer
Tujuh varian Falala Chocolate yang sudah dikenal tetap tersedia di Falala Artisan Ubud, seperti Hazelnut, Matcha, Dark, Berry, Caramel, White, dan Coconut.
Teksturnya yang lumer di mulut dan kemasannya yang eksklusif menjadikannya pilihan utama oleh-oleh khas Bali, baik untuk wisatawan domestik maupun internasional.