Sejumlah 3,9 juta anak di Indonesia memutuskan untuk tak melanjutkan pendidikan tingkat sekolah dasar dan menengah. Sekitar 25 persen beralasan tak ada biaya hingga menikah.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Pelayanan Khusus Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin.
“Saat ini masih terdapat 3,9 juta anak usia sekolah yang tidak sekolah,” ujar Tatang di acara peluncuran uji terap pendidikan jarak jauh (PJJ) sekolah menengah di kantor Kemendikdasmen, Jakarta pada Kamis (7/8).
“Dari jumlah tersebut sekitar 25% dari mereka adalah anak-anak yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dengan berbagai alasan, mulai dari tidak adanya biaya untuk sekolah karena bekerja atau mencari nafkah. Juga menikah atau mengurus rumah tangga, hingga jarak sekolah yang jauh dari rumah sehingga mereka kesulitan untuk mengakses pendidikan lebih lanjut,” tambah dia.
Untuk menjawab permasalahan sulit akses pendidikan, Kemendikdasmen pun meluncurkan program pendidikan jarak jauh level sekolah menengah. Uji terapnya diluncurkan pada hari ini.
Menurut Tatang, angka ini menunjukkan penurunan dari data-data sebelumnya. Namun, hal ini tetap disayangkan.
“Padahal sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, jenjang pendidikan menengah berperan penting dalam membentuk karakter keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan oleh para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau juga masuk ke dunia kerja,” ucap Tatang.
Untuk menjawab tantangan itu, Kemendikdasmen meluncurkan program pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk anak-anak yang sulit mendapatkan akses pendidikan. Uji terapnya dimulai pada hari ini untuk anak-anak Indonesia di Serawak, Malaysia.
“Oleh karena itu, melalui program Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Menengah yang kami mohonkan uji terapnya pada Bapak Menteri luncurkan hari ini, kami berupaya memfasilitasi pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak Indonesia,” ucap Tatang.
“Dengan demikian, seluruh anak Indonesia apa pun latar belakang dan kondisinya, dapat mengakses layanan pendidikan yang berkualitas dan bermutu,” tambah dia.