Tak sama seperti manusia, katak dan amfibi lainnya tidak cuma bergantung pada paru-paru untuk bernapas. Hewan ini memiliki kulit unik yang dapat bertukar oksigen dan minum. Namun, bagaimana caranya katak bernapas dan minum lewat kulit?
Kulit katak memiliki struktur yang kompleks, tipis, ditutupi kelenjar yang menghasilkan lendir untuk menjaga kulit tetap lembab. Kulit katak juga cukup berpori yang memungkinkan molekul udara masuk.
"Kulit mereka dirancang untuk memungkinkan oksigen masuk ke dalam kulit, dan air diserap," kata Christopher Raxworthy, seorang kurator dan herpetologis di Museum Sejarah Alam Amerika, dikutip Live Science.
Ahli biologi evolusi di University of Connecticut, Kurt Schwenk, mengatakan jaringan pembuluh darah kecil tepat di bawah kulit menyerap oksigen langsung dari air atau udara, dan juga memungkinkan karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh dalam proses yang disebut respirasi kutan. Sistem ini hampir identik dengan system paru-paru.
Meskipun katak juga dapat bernapas melalui paru-paru dan lapisan mulut, respirasi kulit memungkinkan katak bertahan hidup di Bawah air serta melalui hibernasi yang Panjang. Meskipun tidak semua katak bergantung pada respirasi kulit secara setara.
"Hampir tanpa perlu usaha, hanya dengan kulit yang lembab dan terdapat beberapa pembuluh darah di dalamnya, mereka akan bertukar gas dan air melalui kulit, suka atau tidak," kata Schwenk.
Sementara itu, berudu belum memiliki insang yang berkembang, sehingga mereka perlu menghirup udara dari permukaan untuk bertahan hidup. Namun, saat menetas, mereka terlalu kecil untuk memecah tegangan permukaan air. Sebaliknya, mereka menciptakan gelembung udara sendiri.
Dalam sebuah studi tahun 2020, Schwenk dan rekannya mengamati berudu berenang tepat di bawah permukaan, tempat mereka dengan cepat menghirup udara dan membentuk gelembung. Kemudian, mereka mendorong gelembung udara tersebut ke paru-paru mereka.
Kulit katak yang berpori juga merupakan cara katak untuk minum. Air akan masuk ke semua celah di kulit, lalu diserap melintasi membran sel, masuk ke dalam sel, dan masuk ke aliran darah. Banyak katak bahkan memiliki area yang sangat vaskularisasi di kulit mereka yang disebut "tempat minum," yang melaluinya mereka dapat menyerap air dalam jumlah besar.
Beberapa katak yang ditemukan di daerah kering, sangat mahir menyerap air selama musim hujan. Mereka akan menyimpannya, lalu masuk ke liang atau ke dalam tanah, dan terkadang bahkan mungkin menambahkan lapisan lendir ekstra di sekitarnya, kemudian mereka dapat bertahan hidup dengan air yang mereka simpan di dalam tubuh selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas kulit katak secara rutin membuat hewan tersebut terpapar produk Kimia komersial dan mikroplastik.
Katak juga perlu menjaga kelembapan kulitnya untuk bertahan hidup, peningkatan kekeringan, dan cuaca hangat yang diprediksi para ilmuwan akibat perubahan iklim dapat menyusutkan habitat katak, terutama di hutan hujan Amazon dan hutan hujan Atlantik di Brasil, Argentina, dan Paraguay.
"Amfibi cenderung menjadi salah satu kelompok pertama yang mulai mengalami penurunan atau kepunahan, dan itu biasanya merupakan indikasi adanya masalah dalam lingkungan," ujar Raxworthy.
Reporter: Muhammad Ardiyansyah