Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva diisukan telah berbincang lewat telepon pada Kamis (7/8). Keduanya membahas berbagai isu termasuk tarif yang dikenakan Amerika Serikat (AS) terhadap barang dari kedua negara, menurut pernyataan resmi dari kantor masing-masing pemimpin.
Dalam percakapan tersebut, Lula mengkonfirmasi rencana kunjungan kenegaraan ke India pada awal 2026. Komunikasi ini berlangsung sehari setelah Lula mengatakan kepada Reuters bahwa ia akan memulai pembahasan di antara negara-negara BRICS untuk menghadapi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump. Kelompok negara berkembang utama tersebut mencakup China, Rusia, dan Afrika Selatan.
“Para pemimpin membahas situasi ekonomi global dan penerapan tarif sepihak. Brasil dan India, hingga saat ini, merupakan dua negara yang paling terdampak,” bunyi pernyataan dari kantor Presiden Brasil, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/8).
Trump pada Rabu (6/8) mengumumkan tarif tambahan sebesar 25 persen atas barang-barang dari India, sehingga total bea masuk menjadi 50 persen. Tarif tambahan yang mulai berlaku pada 28 Agustus itu dimaksudkan sebagai hukuman atas keputusan India yang tetap membeli minyak dari Rusia, ungkap Trump.
Trump juga telah menetapkan tarif sebesar 50 persen atas barang-barang dari Brasil, meskipun memberikan tarif yang lebih rendah untuk sektor-sektor seperti pesawat terbang, energi, dan jus jeruk. Langkah ini dikaitkan dengan apa yang disebut Trump sebagai “perburuan penyihir” terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, sekutu sayap kanan yang sedang diadili atas dugaan upaya kudeta terkait kekalahannya dalam pemilu 2022.
Dalam panggilan telepon itu, Lula dan Modi menegaskan kembali target mereka untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral menjadi lebih dari USD 20 miliar per tahun pada 2030, naik dari sekitar USD 12 miliar tahun lalu, menurut kantor kepresidenan Brasil.
Pemerintah Brasil menyatakan bahwa kedua pemimpin juga sepakat untuk memperluas cakupan perjanjian perdagangan preferensial antara India dan blok perdagangan Amerika Selatan, Mercosur, serta membahas pengembangan platform pembayaran virtual masing-masing negara.
Adapun pernyataan dari kantor Modi tidak secara eksplisit menyebutkan Trump maupun tarif AS, tetapi menyatakan bahwa “kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai berbagai isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama.”
India sendiri mulai memberi sinyal bahwa negara tersebut akan mempertimbangkan ulang kemitraan globalnya menyusul gelombang tarif yang dikenakan Trump terhadap barang-barang dari India.
Modi tengah bersiap melakukan kunjungan pertamanya ke China dalam lebih dari tujuh tahun, yang menandakan potensi pergeseran diplomatik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington. Sebelumnya, Modi telah lebih dulu mengunjungi Lula di Brasilia bulan lalu.