Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air.
Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan enam program unggulan yang akan menjadi pilar strategis baru dalam membangun Indonesia sebagai arus baru ekonomi syariah yang berdaya saing global.
Enam program ini lahir dari tiga strategi utama BI yang telah dijalankan selama satu dekade terakhir yakni memperkuat mata rantai ekonomi halal, memperluas akses keuangan syariah, dan meningkatkan literasi ekonomi syariah.
“Masih sama, tapi kami akan menyampaikan ada tadi 6 program unggulan,” ujar Perry dalam dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (13/8).
Program pertama adalah Gerbang Santri, singkatan dari Gerakan Pengembangan Pesantren dan Rantai Nilai Halal. Lewat gerakan ini, pesantren tidak hanya diposisikan sebagai pusat pendidikan, tetapi juga menjadi pusat ekonomi umat.
Pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan produktivitas usaha, digitalisasi bisnis, dan tata kelola keuangan pesantren yang lebih profesional.
“Mari kita terus tingkatkan gerakan pengembangan pesantren dan rantai nilai halal di Indonesia disebut Gerbang Santri, dengan memberdayakan pesantren sebagai pusat ekonomi umat,” katanya.
Kedua, Jawara Ekspor singkatan dari Jaringan Wirausaha Syariah Mendorong Ekspor. Program ini bertujuan membentuk jaringan bisnis pesantren dan pelaku usaha halal agar terhubung dengan pasar global.
Perry menekankan pentingnya membangun agregator dan sistem informasi ekspor yang terintegrasi, memperkuat akses pasar, serta memastikan produk halal Indonesia memenuhi standar internasional.
Program ketiga adalah Gemah Halal atau Gerakan Berjemaah Akselerasi Halal. Fokusnya adalah memperluas pasar produk halal dari hulu ke hilir.
Langkah-langkahnya meliputi percepatan sertifikasi halal, peningkatan produksi bahan baku halal, penguatan peran halal center di daerah, serta perlindungan konsumen.
“Mari kita tingkatkan menjadi Gemah Halal, gerakan berjemaah akselerasi halal yang diarahkan untuk memperluas pasar produk halal,” tutur Perry.
Sementara itu, program keempat bernama Sapa Syariah, yaitu Sinergi Perdagangan dan Pembiayaan Syariah.
“Bagaimana akses keuangan bisa lebih kuat, ini kita sebut Sapa Syariah,” jelas Perry.
Dua program terakhir berada di ranah pembiayaan sosial dan literasi. Kanal Ziswaf adalah Kolaborasi Nasional Pengembangan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. BI akan mendorong sinergi antar lembaga untuk menyalurkan pembiayaan sosial secara efektif, termasuk lewat digitalisasi.
Sedangkan Lentera Emas adalah Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah Menuju Indonesia Emas, yang akan memperluas edukasi publik lewat festival ekonomi syariah dan berbagai kampanye literasi.
Perry mengingatkan bahwa langkah ini adalah kelanjutan dari upaya panjang yang telah dimulai sejak BI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar sarasehan nasional ekonomi syariah pada Mei ...