REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres kerap dianggap sebagai penyebab utama kerontokan rambut (alopecia) dan kebotakan. Namun menurut dokter spesialis kulit, Amrutha Hosalli Karjol, anggapan ini tak sepenuhnya benar. la menjelaskan stres memang berperan, tetapi bukan satu-satunya faktor penyebab alopecia.
"Stres bisa memicu kerontokan, tapi sebagian besar kasus rambut rontok melibatkan banyak faktor lain seperti keturunan, gangguan hormon, kekurangan nutrisi, atau penyakit autoimun," kata dia seperti dilansir dari Hindustan Times, Senin (4/8/2025).
Amrutha menegaskan, pemahaman yang keliru tentang penyebab kerontokan rambut bisa membuat seseorang menunda pengobatan atau mencoba metode yang tidak efektif. Padahal, alopecia bisa diatasi jika ditangani sejak dini dengan pendekatan yang tepat.
la menjelaskan bahwa kerontokan tidak hanya terjadi pada pria. Perempuan pun sangat mungkin mengalaminya, meskipun gejalanya kerap tidak kentara.
Pada pria, kebotakan cenderung terlihat jelas di bagian depan atau atas kepala. Sementara pada perempuan, rambut umumnya menipis secara menyeluruh, membuatnya lebih sulit disadari pada tahap awal.
"Jadi, perempuan juga harus waspada terhadap tanda-tanda kerontokan. Karena bentukya yang lebih tersebar, banyak wanita baru menyadari saat kerontokan sudah cukup parah," ujar dia.
la juga membantah anggapan bahwa mencukur atau memotong rambut secara rutin bisa membuat rambut tumbuh lebih tebal. Menurutnya, hal itu tidak berpengaruh pada akar atau folikel rambut. Ketebalan dan laju pertumbuhan rambut sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik dan kesehatan kulit kepala. Efek rambut tampak lebih tebal usai dicukur hanyalah ilusi karena jung rambut yang baru tumbuh memiliki potongan tumpul.
Lebih lanjut, Dr Amrutha juga menepis mitos semua jenis kerontokan rambut bersifat permanen dan tidak bisa diobati. la menegaskan bahwa banyak bentuk alopecia bersifat reversibel, terutama jika terdeteksi lebih awal. Penanganan medis seperti penggunaan obat topikal, terapi nutrisi, platelet-rich plasma (PRP), hingga terapi laser dapat membantu merangsang pertumbuhan rambut baru.
"Yang terpenting adalah mengenali tanda-tanda awal dan segera mencari bantuan profesional. Jangan mudah percaya pada mitos atau mencoba pengobatan yang belum terbukti secara ilmiah," tegas Amrutha.