Indonesia memesan 48 jet tempur Turki KAAN. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan langsung penandatanganan pengadaan di Turki.
Di sisi lain, pembelian jet tempur ini juga jadi sorotan karena dilakukan di tengah efisiensi yang digaungkan pemerintah.
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, semua pihak harus paham dulu apa makna efisiensi. Jangan sampai salah mengartikan.
"Efisiensi APBN itu bukan karena kita tidak ada dana. Tapi efisiensi APBN itu dilakukan untuk melakukan relokasi. Dari anggaran yang kemudian diefisiensikan kemudian dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat," kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/8).
Kondisi geopolitik global saat ini memang tidak menentu. Karena itu, kata Dasco, kekuatan pertahanan RI juga harus diperkuat.
"Pembelian-pembelian pesawat yang dimaksud dan sudah direncanakan, itu. Menurut saya dalam situasi dan kondisi pada saat ini yang kemudian tidak menentu kita perlu juga memperkuat pertahanan kita," ujar Ketua Harian Partai Gerindra itu.
Di lokasi yang sama, Mensesneg Prasetyo Hadi mengatakan, efisiensi merupakan realokasi anggaran dari kegiatan yang kurang produktif. Jadi bukan berarti tidak belanja sama sekali.
"Contoh tadi memperkuat pertahanan dengan kita menggunakan alutsista-alutsista yang memang itu kita butuhkan, kita perlukan. Bukan kita dalam rangka mau berperang, tapi sebagai sebuah negara besar," tutur dia.
"300 juta penduduk dengan luas sebesar Eropa, kita harus memiliki pertahanan yang kuat. Makanya efisiensi, maknanya bisa dibilang ini sesuatu yang lebih baik," ucap dia.