REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sudah delapan tahun sejak perilisan album pertama pada 2017, Alvin Ghazalie dan Misi Lesar atau biasa disapa Alvin dan Misi, baru mendaftarkan grup musiknya, Dua Empat, ke Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) per Mei 2025 lalu. Sebagai musisi jazz yang bergerak secara independen (indie), mereka merasa mendapat edukasi yang sangat minim.
“Kalau di musisi jazz, karena kita semuanya bergerak sendiri, dan kita pada umumnya nggak punya tim sama sekali. Jadi, memang kita harus cari tahu sendiri tentang semua hal ini. Kita sangat minim edukasi lah tentang ini gitu,” jelas Misi kepada Republika, Senin (11/8/2025).
Menurut Misi, musisi jazz umumnya tidak memiliki tim, berbeda dengan musisi mainstream yang sering berada di bawah label besar dan memiliki sistem yang jelas. Dengan demikian, pengerjaan manajemen seperti promosi, tur, bahkan pembuatan musik dikerjakan sendiri.
Dia menjelaskan, ini menjadi faktor utama mengapa Dua Empat baru mendaftarkan hak ke LMKN. Mereka sudah terlanjur rumit mengurus segala keperluan musik sendiri, ditambah harus mengurus royalti ke LMKN. Padahal, mereka sudah mengetahui ini sejak perilisan album kedua. Karena belum sempat, Misi mengatakan, royalti musik menjadi terlewatkan dan baru sempat mendaftarkan di tahun ini.
“Jadi, sebenarnya kita udah pengen ngurusin itu dari lama. Cuma memang kita kelabakan karena untuk ngurusin musiknya sendiri aja udah lumayan rumit kan,” ujar dia.
Sejak awal grup musik Dua Empat berdiri hingga perilisan album pertama, Alvin dan Misi mengaku sama sekali belum mengetahui informasi tentang LMKN dan hak royalti. Alvin mengaku tidak mengetahui sebelumnya, jika mereka berhak mendapat persenan ketika membawakan lagu sendiri di festival atau ketika lagu mereka diputar di restoran ataupun hotel.