Soroti Diskriminasi Kelompok Rentan, PP ‘Aisyiyah Ajak Jurnalis Kawal Narasi Inklusif Berbasis GEDSI

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Praktik diskriminasi terhadap kelompok rentan masih marak terjadi di berbagai lini kehidupan masyarakat. Hal ini menjadi sorotan utama dalam forum Mainstreaming Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) di Media: Mengembangkan Jurnalisme Inklusif yang digelar oleh Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah di Aula SM Tower & Convention, Yogyakarta, Rabu (6/8/2025).

Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah sekaligus Koordinator Program INKLUSI, Tri Hastuti Nur Rochimah, menyampaikan tindakan diskriminasi itu tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga dapat muncul dari kebijakan negara yang tidak berpihak kepada masyarakat. Bahkan menimpa siapa saja tanpa pandang bulu baik perempuan dan laki-laki dalam kondisi atau identitas tertentu.

"Diskriminasi masih terjadi terhadap identitas tertentu seperti agama, ras, warna kulit, status pernikahan, dan sebagainya," ucapnya, Rabu (6/8/2025).

Berlatar belakang dari kondisi ini, PP ‘Aisyiyah menegaskan pentingnya keterlibatan media dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif, adil, dan setara Tri mengajak para jurnalis untuk bersinergi dalam menyuarakan isu-isu inklusivitas, terutama yang menyangkut kelompok-kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan.

Menurutnya, pendekatan GEDSI bukan hanya istilah teknis, melainkan pijakan fundamental dalam mengupayakan keadilan sosial yang menyeluruh.

"GEDSI merupakan bagian dari hak asasi manusia, dan wujud nyata dari penghormatan, pemenuhan, serta perlindungan hak dan martabat manusia," ungkapnya.

Media Diminta Kawal Keadilan Sosial Lewat Narasi

Forum ini merupakan bagian dari upaya PP ‘Aisyiyah untuk membangun kesadaran publik dan memperluas dukungan terhadap prinsip-prinsip GEDSI, terutama dalam sektor media. Dengan pendekatan kolaboratif, ‘Aisyiyah berharap jurnalis tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga agen perubahan sosial.

Tri menyoroti bagaimana pembangunan yang dilakukan pemerintah harus menjangkau semua kalangan tanpa terkecuali. Ia mengajak publik, terutama media, untuk mempertanyakan sejauh mana kebijakan yang ada benar-benar memberi manfaat secara merata. 

Menurutnya, media memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan sosial dan pengarusutamaan narasi GEDSI dalam kebijakan maupun kehidupan publik.

"Apakah kita, dengan identitas apa pun, mendapatkan manfaat dari program pembangunan pemerintah? Apakah kita memiliki kontrol terhadap lingkungan kita? Ini adalah pertanyaan penting yang harus terus kita suarakan demi menciptakan lingkungan yang adil, setara, inklusif, dan berkelanjutan," ujarnya.

Lebih lanjut, Tri menyakini jurnalisme yang berperspektif GEDSI dapat membantu menciptakan ruang sosial yang lebih setara dan representatif, terutama bagi kelompok yang selama ini kurang mendapat tempat.

"Dalam ruang jurnalistik, kita menyuarakan yang tidak disuarakan dan membuka ruang agar semua kelompok dapat menyampaikan aspirasinya," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Jurnalis Senior Kompas, Sonya Hellen Sinombor membagikan pengalamannya mengenai pentingnya pendekatan GEDSI dalam jurnalisme. Ia menekankan bahwa kerja jurnalistik seharusnya tidak hanya fokus pada penyajian informasi, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial melalui narasi yang membela kelompok marjinal.

Menurut Sonya, jurnalis perlu lebih sensitif terhadap bagaimana kelompok perempuan, penyandang disabilitas, minoritas agama, maupun masyarakat adat diberitakan di media. Penggunaan bahasa, pemilihan narasumber, hingga sudut pandang berita harus mencerminkan prinsip inklusivitas dan kesetaraan.

"Kita harus pelajari itu semua terutama dalam memproduksi karya-karya jurnalistik yang bebas dari stereotip, bias, serta memiliki perspektif keadilan sosial," kata Sonya.

Read Entire Article