Seminar IGC 2025 yang Digelar ITB dan Ecadin Bahas Isu Pengelolaan Sampah dan Kolaborasi Teknologi Hijau

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Seminar IGC 2025 yang Digelar ITB dan Ecadin Bahas Isu Pengelolaan Sampah dan Kolaborasi Teknologi Hijau Ilustrasi(MI/NAVIANDRI)

BERKAITAN dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2025, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Energy Academy Indonesia (Ecadin) menggelar Indonesia Green Connect (IGC) 2025. Ini menjadi ajang dialog multipihak antara akademisi, pelaku industri, regulator dan mitra internasional untuk membahas berbagai isu mendesak, salah satunya persoalan sampah dan pentingnya pengembangan teknologi hijau.

Direktur Kawasan Sains dan Teknologi (DKST) ITB, Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, Kamis (7/8) menerangkan IGC merupakan forum strategis yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk mendiskusikan kolaborasi teknologi hijau di bidang masing-masing. Teknologi yang hijau itu mewarnai kegiatan di tempat masing-masing, tapi sekaligus juga mewarnai kegiatan secara kolaboratif di antara stakeholder. Acara ini merupakan kolaborasi antara ITB dan Ecadin, yang merepresentasikan kemitraan antara dunia akademik dan entitas bisnis. 

“DKST ITB memang memiliki mandat sebagai jembatan antara akademi dan industri, sehingga kegiatan seperti IGC sangat sesuai dengan tugas dan fungsi mereka. Bahkan, acara ini menjadi kelanjutan dari program tahunan DKST, yang secara khusus mempertemukan akademisi, industri dan regulator,” tuturnya.

Menurut Sugeng IGC 2025 menjadi side event dari kegiatan Kompetisi Sains dan Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KSTI). Dalam KSTI, para peneliti dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia menunjukkan hasil-hasil produk teknologi yang diharapkan mampu menjadi basis pengembangan ekonomi nasional berbasis sains. Bahkan Presiden Prabowo Subianto juga turut memberikan arahan dalam pembukaan kegiatan KSTI, menekankan pentingnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi berbasis teknologi.

“Salah satu isu krusial yang mengemuka dalam IGC 2025 adalah permasalahan sampah, baik dari rumah tangga maupun industri. Persoalan ini menjadi perhatian utama dari kepala daerah mulai dari Wali Kota hingga gubernur. Namun, proses penanganannya masih jauh dari ideal. Ia menyoroti pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam memilah sampah sebagai langkah awal untuk mempermudah pengolahan,” jelasnya.

Sugeng menambahkan, jika ingin mengolah sampah, berarti harus dipilah dulu. Kalau tidak dipilah, bisa mempersempit cara untuk mengolah. Tapi kalau sudah dipilah, memperlebar cara untuk mengolah. Saat ini di Indonesia sudah memiliki banyak teknologi pengolahan sapah, mulai dari insinerator, pengolahan dengan bakteri, cacing, hingga proses kimiawi. 

“Namun, tantangannya adalah minimnya eksposur terhadap teknologi-teknologi tersebut dibandingkan dengan eksposur terhadap sampah yang muncul setiap hari. Masalah lainnya keterbatasan lahan untuk pembangunan insinerator, terutama di area perkotaan yang padat penduduk,” paparnya.

Sugeng mencontohkan keberhasilan kota seperti Copenhagen, Denmark, yang mampu membangun insinerator besar di pinggir kota yang sekaligus menjadi tempat wisata. Model seperti ini harus mulai diadaptasi di Indonesia.

“Jadi kita sebenarnya sudah punya banyak teknologi, yang utama sekarang adalah literasi dan kolaborasi. Istilah green technology merujuk pada teknologi bersih dan sehat, yang bersahabat dengan lingkungan. Green biasanya identik dengan tanaman, sedangkan blue terkait dengan air. Keduanya menjadi pilar penting dalam menciptakan ekosistem berkelanjutan,” tandasnya.

Sementara itu, Founder & CTO Ecadin, Syarif Riyadi menegaskan bahwa visi mereka berangkat dari kekuatan teknologi. “Kita bisa meng-influence pemerintah dan stakeholder lain untuk memformulasi peraturan yang berbasis teknologi,” ujarnya.

Syarif menambahkan, negara-negara maju memulai pembangunan mereka dari kompetensi teknologi yang kuat, lalu merumuskan regulasi, hingga menghasilkan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan. Dengan mengusung tema green, IGC ingin mendorong teknologi yang bersih dan mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada 2060. “Kita tidak bisa sendiri, harus ada bridging antara riset, industri dan implementasi sampai ke masyarakat,” sambungnya. (H-2)

Read Entire Article