Memimpin itu nggak cuma soal ambil keputusan, bikin strategi, atau atur tim. Ada juga tuntutan untuk jadi figur yang kuat, stabil, dan bisa diandalkan setiap waktu. Kalau pemimpin kelelahan atau nggak dalam kondisi terbaiknya, itu bisa berdampak langsung ke cara mengambil keputusan dan memengaruhi tim secara keseluruhan.
Menjaga diri bukan berarti lemah, Ladies. Justru pemimpin yang paham cara merawat dirinya sendiri biasanya lebih fokus, lebih tenang dalam menghadapi tekanan, dan lebih mampu membuat keputusan yang bijak. Tim pun jadi lebih nyaman, karena merasa dipimpin oleh seseorang yang hadir secara utuh dan sadar akan keseimbangan hidup.
Penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health menemukan bahwa pemimpin yang memprioritaskan self-care bisa meningkatkan keterlibatan tim hingga 60 persen dan kepuasan kerja sebesar 25 persen. Artinya, perawatan diri yang terlihat sederhana sebenarnya punya dampak besar terhadap performa dan semangat kerja tim.
Self-care nggak harus rumit. Bisa sesederhana menetapkan batas waktu kerja, tidak membalas pesan kantor di luar jam kerja, ambil cuti tanpa rasa bersalah, atau menyempatkan diri untuk aktivitas yang bikin hati senang. Kebiasaan ini memang kelihatan sepele, tapi justru jadi penyeimbang penting di tengah ritme kerja yang padat.
Sayangnya, masih banyak yang melihat self-care sebagai bentuk kemalasan. Padahal, pemimpin yang merawat diri justru punya energi lebih besar untuk hadir sepenuhnya, baik secara fisik maupun emosional. Dan itu adalah kualitas yang sangat dibutuhkan dalam memimpin.
Lebih dari itu, pemimpin yang menerapkan self-care secara konsisten juga membantu membentuk budaya kerja yang lebih sehat. Saat kamu sebagai pemimpin memberi contoh dengan menjaga batas dan menghargai keseimbangan hidup, tim pun akan merasa lebih aman untuk melakukan hal yang sama. Percakapan tentang kesehatan mental, kebutuhan pribadi, dan batas kerja bisa terjadi dengan lebih terbuka.
Di tengah dunia kerja yang makin kompetitif, menjaga kesehatan bukan sekadar pilihan, tapi jadi salah satu aset strategis paling penting. Pemimpin yang sehat secara fisik dan mental akan lebih mampu membaca gambaran besar tanpa kehilangan kepekaan terhadap detail yang penting.
Self-care bukan bonus yang dilakukan kalau sempat. Ia adalah bagian dari cara kita bertahan, berkembang, dan memimpin dengan cara yang manusiawi. Karena sebelum menjadi pemimpin yang kuat untuk orang lain, kita perlu menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk diri sendiri dulu.