REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — CIMB Niaga Syariah mempertahankan posisinya sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) yang terbesar di Indonesia dengan total pembiayaan mencapai Rp59,6 triliun per 30 Juni 2025. Angka tersebut naik 2,5 persen year-on-year atau setara Rp1,5 triliun, terutama ditopang pertumbuhan pada segmen Wholesale dan Commercial. Dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp48,2 triliun, dengan fokus memperkuat dana murah melalui kerja sama strategis dan pendekatan komunitas muslim.
Kinerja positif di lini syariah ini menjadi bagian dari perolehan laba sebelum pajak konsolidasi CIMB Niaga sebesar Rp4,4 triliun pada semester pertama 2025. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut pertumbuhan kredit yang terukur, kualitas aset stabil, serta likuiditas dan permodalan yang kuat sebagai faktor penopang.
“Kami mencatat pertumbuhan kredit yang baik dan terukur sesuai profil risiko dan kondisi pasar, dengan tetap menjaga sumber pendapatan yang terdiversifikasi,” ujarnya dikutip Selasa (12/8/2025).
Total aset konsolidasian CIMB Niaga mencapai Rp357,9 triliun, menjadikannya bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia. DPK meningkat menjadi Rp261,9 triliun atau tumbuh 4,8 persen secara tahunan, dengan rasio CASA 69,0 persen. Sementara pembiayaan/kredit tumbuh 6,8 persen menjadi Rp231,8 triliun, didorong segmen perbankan korporasi, UKM, dan konsumer.
UUS CIMB Niaga menargetkan perluasan segmen ritel syariah dengan produk pembiayaan rumah, kendaraan, dan modal kerja berbasis akad syariah, sekaligus mengintegrasikan prinsip ESG dalam portofolionya. Strategi ini diarahkan untuk memperbesar porsi pembiayaan hijau di sektor energi terbarukan, pengelolaan air, dan industri halal, sehingga pertumbuhan aset syariah selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan nasional.
Dari sisi digitalisasi, jumlah pengguna OCTO Mobile dan OCTO Clicks terus meningkat dengan kontribusi signifikan terhadap transaksi nasabah. CIMB Niaga juga memperluas layanan berbasis komunitas untuk menjangkau ekosistem bisnis halal, termasuk pelaku UMKM syariah.
Selain fokus pada pertumbuhan bisnis, CIMB Niaga menegaskan komitmen keberlanjutan. Sekitar 25 persen dari total pembiayaan atau setara Rp57,6 triliun diarahkan untuk mendukung transisi energi bersih dan ekonomi rendah karbon.