REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang awalnya direncanakan Senin (18/8/2025) batal digelar karena bertepatan dengan hari libur nasional. Agenda ini menjadi tahap penting menuju spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BTN) yang akan dilebur dengan BVIS menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
PT Bank Victoria Syariah memastikan proses spin-off bersatu dengan UUS BTN bakal berjalan sesuai rencana. Proses spin-off BTN Syariah direncanakan dapat berlangsung sekitar Oktober hingga November tahun ini.
"Setelah spin-off, diharapkan BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS akan menjadi lebih besar. Dengan nama baru, visi dan misi baru serta rencana bisnis bank yang baru, maka BVIS sebagai entitas Bank Umum Syariah dengan nama baru akan berubah sebagai bank syariah besar di Indonesia. Tentunya dengan bisnis yang lebih efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” ujar Direktur Utama BVIS Dery Januar di Jakarta dikutip Selasa (12/8/2025).
Ia menegaskan RUPSLB menjadi tonggak spin-off. “RUPSLB inilah yang nanti akan mengantarkan pada proses spin-off tersebut. Jadi ini merupakan tonggak di mana proses spin-off itu akan terjadi,” terang Dery.
Dery juga memastikan seluruh proses izin dan persetujuan dari OJK, BI, Kementerian BUMN, maupun Danantara sudah dilaksanakan. “Seluruh proses on-track. Kami ingin tetap memastikan proses RUPSLB ini sesuai governance dan memenuhi ketentuan dari seluruh regulator," kata dia.
“Tentunya kami juga memastikan langkah yang dilakukan sesuai aturan berlaku. Termasuk, mengikuti pemegang saham pengendali yakni BTN yang berbadan hukum BUMN. Kami optimistis proses ini akan berjalan lancar sesuai dengan persiapan maksimal yang kami lakukan,” sambung Dery.
BTN Syariah resmi mendapat izin Presiden Prabowo Subianto untuk bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 26 Mei 2025. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut bank baru yang akan dinamai Bank Syariah Nasional (BSN) ini diproyeksikan menjadi penyeimbang pasar di tengah dominasi Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Bank BTN itu BSN sekarang, Bank Syariah Nasional, ini kata Dirutnya. Bank Syariah Nasional ini tentu kita kembali, kita tidak boleh membuat market ini monopolistik. Sehingga kalau ada BSI, sekarang lahir BSN yang saya dengar cukup agresif di pasar, ini kan ada keseimbangan,” kata Erick.
BSN juga akan memiliki peran strategis pada layanan haji dan umroh, termasuk pengelolaan pembayaran dan administrasi visa. “Bahkan, yang namanya visa daripada haji itu kan dengan pemerintah Saudi kita sudah ada kerja sama. Sehingga diselesaikan di sini, waktu ke sana sudah tidak lagi,” jelas Erick.