Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Sayangnya, hal tersebut terus terancam, termasuk beberapa tanaman yang berisiko punah karena adanya kerusakan lingkungan yang terjadi setiap tahunnya. Untuk menjawab tantangan ini, Djarum Foundation sudah sadar akan hal itu sehingga mendirikan Pusat Pembibitan Tanaman (PPT).
Dalam proses melestarikan alam, upaya keberlanjutan melibatkan seluruh elemen ekosistem. Tidak berhenti pada penanaman pohon, tetapi mencakup perawatan, penyediaan pasokan bibit, sampai mengedukasi masyarakat agar ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Pendirian PPT menjadi langkah konkret untuk mendukung kegiatan penghijauan dan konservasi
Di atas lahan seluas empat hektare di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Djarum Foundation mendirikan PPT tersebut sejak tahun 2012. Di lahan itu, berbagai jenis bibir disemai, ditanam, dan tentu saja dirawat dengan cermat. Melalui program Djarum Trees For Life, PPT menjadi gudang utama penyedia bibit berkualitas tinggi untuk penghijauan dan konservasi.
Salah satu komitmen utama PPT merupakan merawat tanaman langka, seperti botol, nagasari, bangkongan, juwet, ulin, kawista, kesambi, lilin, mundu, mawar gunung, maduka, serta beberapa varietas lainnya. Selain merawat bibit hasil riset internal, PPT juga menerima sumbangan bibit dari masyarakat. Hal ini sebagai bentuk dedikasi tinggi terhadap konservasi genetik tanaman.
PPT juga mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam konservasi dengan pembibitan sederhana melalui dua metode, yaitu generatif dan vegetatif. Hal ini dilakukan supaya kelestarian alam tak terhenti hanya pada penanaman, tetapi juga mencakup perawatan bibit penyediaan stok, erta edukasi publik agar program jangka panjang ini bisa berjalan dengan baik.
Metode pembibitan generatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan biji. Metode ini dapat memperoleh jumlah bibit yang banyak dan seragam. Namun, dibutuhkan waktu pembibitan yang relatif lebih lama. Sementara itu, metode pembibitan vegetatif adalah perbanyakan tanaman baru tanpa proses penanaman biji. Metode ini membutuhkan waktu pembibitan yang relatif lebih cepat, tetapi jumlah bibit yang didapatkan relatif lebih sedikit.
Ternyata, bibit pohon trembesi yang kini sudah menghijau di jalur pantai utara (Pantura) Jawa dan Madura juga berasal dari PPT. Selain itu, PPT juga memproduksi beberapa tanaman buah untuk konservasi di kawasan Lereng Gunung Muria.
Hadirnya PPT ini mempunyai berbagai manfaat untuk konservasi dan penghijauan di wilayah Indonesia. Pertama, PPT sebagai sumber bibit mandiri dengan menyediakan pasokan bibit berkualitas untuk berbagai aksi penghijauan. Kedua, PPT melakukan konservasi genetik dengan melindungi dan melestarikan spesies tanaman langka agar tidak punah. Terakhir, PPT melakukan edukasi ekosistem untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat alam secara sustainable.