Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Dr. P. Hadi Wijaya, memastikan pergerakan tanah di perkampungan Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, tidak akan menyasar ke arah jalan tol maupun rute rel kereta api (KA).
Menurutnya, arah pergeseran tanah lebih menuju ke arah timur laut dan tidak bersinggungan dengan Jalan Tol Cipularang.
"Ini jarak sekitar 1 kilometer dari jalan tol, tapi arah longsorannya itu bergerak ke arah timur dan timur laut, jadi saya kira ini relatif aman dari informasi awal, namun kami masih perlu melakukan penelitian, penyelidikan di sekitar jalan tol," kata Hadi ditemui di posko pengungsian warga terdampak di Desa Pasirmunjul, Kamis (19/6).
PVMBG memastikan dampak pergerakan tanah ini secara otomatis tidak akan berdampak luas ke rute rel KA karena jaraknya cukup jauh dari titik kejadian.
Tanah bergerak akibat dua faktor
Dari hasil analisis tim PVMBG selama empat hari terakhir, Hadi menyebut faktor utama penyebab pergeseran tanah diakibatkan dua hal, yakni faktor geologi dan curah hujan.
"Faktor geologinya itu karena di lapisan atas itu aluvium vulkanik tua yang batuannya adalah batu pasir tufan pasir tufaan (tuffaceous sandstone). Jadi memang lepas-lepas kalau kering," kata Hadi.
"Nah di bawahnya itu adalah formasi Jatiluhur yang kedap air karena batuannya batu lempung. Artinya dua satuan detologi ada bidang gelincirnya, makanya kenapa pergerakannya relatif luas dan cukup jauh," tutur dia.
Bencana alam tanah bergerak di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terjadi pada Rabu (11/6) malam sekitar pukul 20.50 WIB.
BPBD Jawa Barat memaparkan ada 69 bangunan rumah rusak berat, termasuk jalanan dan sebuah masjid.
Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian telah dievakuasi.