Pimpinan BAZNAS RI Bidang Fundraising Rizaludin Kurniawan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan menanggapi laporan World Giving Ranking (WGR) 2025 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-21 negara paling dermawan di dunia. Menurut dia, penurunan peringkat Indonesia dibanding laporan-laporan sebelumnya tidak bisa dilepaskan dari perubahan metodologi yang digunakan dalam survei tersebut.
“Laporan WGR 2025 ini metodologinya berbeda dengan survei World Giving Index (WGI) sebelumnya yang sederhana," ujar Rizaludin saat dihubungi Republika, Rabu (6/8/2025).
Menurut dia, sebelumnya WGI hanya mengukur frekuensi tiga tindakan, yaitu membantu orang asing, berdonasi, dan menjadi relawan. Sehingga, perbedaan metodologi tersebut menghasilkan data yang berbeda pula.
Menurut dia, WGR 2025 menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menggabungkan empat indikator, yaitu donasi langsung kepada individu, donasi kepada lembaga amal (charities), donasi dalam konteks keagamaan seperti zakat dan infak, serta persentase penghasilan yang didonasikan.
"Dari model survey WGR 2025 ini setidaknya kita bisa lihat peta kedermawanannya masyarakat secara komprehensif dan mendalam,” ucapnya.
Rizaludin menambahkan, dari perspektif Baznas, keberadaan indikator donasi keagamaan dalam WGR 2025 merupakan hal yang positif. Dia menjelaskan, selama ini zakat, infak, dan sedekah menjadi elemen penting dalam praktik filantropi di Indonesia.
"Dari sisi Baznas kita senang karena donasi keagamaan jadi salah satu faktor penting penggerak kedermawanan," kata dia.