REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Kegiatan pembelajaran di Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon sudah berlangsung sebulan. Selama rentang waktu tersebut, tercatat ada 25 siswa yang mengundurkan diri dari sekolah itu.
Saat pertama kali beroperasi pada 14 Juli 2025, Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon menampung 100 siswa. Mereka terdiri dari siswa SD dan SMP. “Totalnya sekarang ada 75 siswa, (terdiri dari) siwa SD ada 32 anak, dan sisanya SMP,” ujar Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon, Khaerunisa, Kamis (14/8/2025).
Khaerunisa menjelaskan, penyebab puluhan siswa mengundurkan diri itu dikarenakan mereka belum mandiri. Menurutnya, mereka kebanyakan masih SD. “Kalau bahasa Cirebonnya masih embok-embokan, masih ingin sama orang tuanya, homesick,” kata Khaerunisa.
Khaerunisa menyatakan, saat ini sedang diusahakan agar jumlah siswa di Sekolah Rakyat bisa kembali ke 100 anak. Caranya, melalui pendekatan ke keluarga siswa tersebut agar anaknya mau kembali ke Sekolah Rakyat.
Namun jika anak tetap tidak mau, maka akan dicari siswa pengantinya. Pencarian siswa pengganti itu akan dilakukan oleh petugas Program Keluarga Harapan (PKH), yang berperan sebagai pendamping bagi keluarga penerima manfaat.
Ditanya soal perkembangan para siswa selama belajar di Sekolah Rakyat, Khaerunisa menilai ada perubahan yang signifikan. Hal itu terutama yang menyangkut kebiasaan mereka sehari-hari.
“Perkembangannya luar biasa. Dulu mereka terbiasa hidup di lingkungan yang permisif. di sini mereka dibiasakan hidup terattur. Dan sekarang anak-anaknya sudah mulai hidup teratur, misalnya yang biasa tidurnya pukul 23.00 atau 24.00 WIB, sekarang pukul 21.00 WIB,” paparnya.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan, pihaknya mengupayakan agar siswa yang mundur bsia kembali ke Sekolah Rakyat. Meski demikian,pihaknya tidak akan memaksa dan akan menyiapkan siswa pengganti.
“Untuk siswa yang mundur, kami yakinkan untuk tidak mundur. Tapi kalau masih tetap ingin mundur, tentu kami tidak memaksa dan akan digantikan oleh siswa-siswa yang lain,” ujar Gus Ipul, saat mengujungi Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon, yang menempati bangunan SMPN 18 Kota Cirebon, Rabu (13/8/2025).
Gus Ipul menyebutkan, alasan siswa yang mundur di antaranya karena homesick, kangen dengan keluarga, dan tidak bisa pisah dengan keluarga. Selain itu, adapula yang beralasan masalah kesehatan.