TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad menanggapi kritikan publik terhadap keputusan pemerintahan Prabowo Subianto yang membeli jet tempur dari Turki di tengah kampanye efisiensi anggaran. Ketua Harian Partai Gerindra itu mengatakan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bukan berarti negara kekurangan uang, melainkan strategi untuk merelokasi anggaran ke sektor yang lebih prioritas.
“Berulang kali disampaikan bahwa efisiensi APBN itu bukan karena kita tidak ada dana. Tapi efisiensi APBN itu dilakukan untuk melakukan relokasi. (Hasil) dari efesiensi anggaran kemudian dialokasi untuk kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat,” kata Dasco saat ditemui di gedung DPR, pada Senin, 4 Agustus 2025.
Ia mengatakan pembelian jet tempur dari Turki telah direncanakan sebelumnya. Pembelian jet tempur itu diperlukan dalam situasi ketidakpastian global saat ini. "Kita perlu juga memperkuat pertahanan kita,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur Kaan dari Turki, Juli lalu. Penandatanganan kontrak implementasi antara perwakilan pemerintah Indonesia dan Turki itu dilakukan dihadapan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rangkaian pameran pertahanan internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, pada Sabtu, 26 Juli 2025.
"Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan government-to-government (G2G) yang telah ditandatangani sebelumnya pada 11 Juni 2025," kata Kepala Biro Informasih Pertahahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang, seperti dikutip Antara, pada Senin, 28 Juli 2025.
Kaan merupakan jet tempur pertama yang dibuat seluruhnya oleh industri pertahanan Turki. Jet tempur generasi kelima ini dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries dengan kolaborasi teknis dari BAE Systems, kontraktor dan produsen pertahanan di Inggris.
Jet tempur ini memiliki daya manuver yang tinggi, dapat dipersenjatai dengan Stand-Off Missile (SOM), serta rudal jelajah jarak jauh dengan jangkauan melebihi 250 kilometer. Sensor jet tempur Kaan juga menggunakan radar Murad, pemindai elektronik aktif (AESA). Sistem radar ini menyediakan fungsi multi-mode, yang memungkinkan pelacakan simultan dari beberapa target di udara, pemetaan tanah beresolusi tinggi, dan kemampuan peperangan elektronik terintegrasi seperti pengacauan dan gangguan sinyal.
Rafif Nur Tahta Bagaskara dan Kakak Indra Purnama berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Ongkos Mahal Beli Rafale
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini