PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat rugi bersih sebesar Rp 742 miliar pada semester I 2025. Kerugian ini membaik 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 2,846 triliun.
Sepanjang enam bulan pertama 2025, perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 8,559 triliun, naik 11 persen dari Rp 7,737 triliun pada semester I 2024.
GoTo mempertahankan momentum dari sisi pendapatan dengan Gross Transaction Value (GTV) inti grup mencapai Rp 89,8 triliun, mengalami peningkatan tahunan sebesar 43 persen. Total GTV grup meningkat menjadi Rp 152,9 triliun, tumbuh 26 persen Year on Year (YoY).
EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai positif sebesar Rp 427 miliar, membaik Rp 491 miliar YoY, sementara EBITDA grup mencapai positif untuk tiga kuartal berturut-turut sebesar Rp 292 miliar, membaik Rp 874 miliar YoY.
Perseroan juga mencatatkan arus kas dari aktivitas operasional yang disesuaikan positif sebesar Rp 313 miliar, yang menunjukkan kekuatan strateginya dan momentum bisnis yang berkelanjutan.
Laba usaha juga mencapai positif untuk pertama kalinya sebesar Rp 21 miliar sejalan dengan keberhasilan Grup memangkas rugi periode berjalan sebesar 77 persen YoY menjadi Rp 222 miliar.
Di sisi lain, imbalan jasa e-commerce dari PT Tokopedia mencapai Rp 199 miliar secara kuartalan pada kuartal kedua 2025. Hingga 30 Juni 2025, Perseroan memiliki Rp 18,2 triliun, atau USD 1,1 miliar dalam bentuk kas, setara kas dan deposito jangka pendek.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan capaian ini menunjukkan eksekusi yang kuat dan ketahanan ekosistem terintegrasi perseroan.
“Investasi kami di infrastruktur teknologi, termasuk kesuksesan migrasi cloud dan perkembangan strategi AI, membuat kami berada di posisi yang baik untuk pertumbuhan di masa depan,” ujar Patrick, Rabu (13/8).
Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho, menambahkan perbaikan kinerja didukung pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya.
“Kami mengoptimalkan daya ungkit operasional dan menerapkan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas,” katanya.
Lebih lanjut, GoTo telah menyelesaikan proses migrasi cloud yang kompleks pada kuartal kedua, dengan melakukan transisi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud. Migrasi ini diperkirakan akan mengurangi biaya cloud tahunan lebih dari 50 persen, sekaligus memberikan kelincahan yang lebih tinggi serta mempercepat waktu peluncuran fitur-fitur baru.
Selain itu, langkah ini juga mendukung prioritas kedaulatan data Indonesia, dengan seluruh data disimpan dan diproses di infrastruktur yang berbasis di Indonesia.
Pada semester I 2025, segmen Financial Technology GoTo membukukan GTV inti Rp 158,371 triliun atau naik 51 persen secara tahunan.
Pendapatan bersih segmen ini mencapai Rp 2,562 triliun, melesat 82 persen dari periode yang sama tahun lalu. EBITDA yang di...