
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan lahan seluas 200 hektare untuk pembangunan Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Markas itu dibangun untuk mendukung kebutuhan personel dalam membackup wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
"Karena di wilayah Kalimantan sudah cukup padat, maka akan dibuat di Sulawesi Tenggara," kata Andi Sumangerukka usai menerima kunjungan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi di Kantor Gubernur Sultra, dikutip dari Antara, Rabu (4/6).
Andi tak bisa menyebutkan di mana titik lahan yang akan digunakan itu. Tapi, ratusan hektare telah disiapkan untuk membangun markas militer pasukan elite TNI AD itu.
"Untuk lokasinya kami belum bisa sampaikan, yang jelas kami siapkan kurang lebih 200 hektare lahan," kata Andi.
Bagi Andi, pembangunan markas ini tak hanya menguntungkan negara di bidang pertahanan, tapi juga bisa mengangkat ekonomi setempat.

"Karena pembangunan mako juga dilengkapi skadron heli dan pesawat tempur, gedung rumah sakit, gedung sekolah dan pasar," sebutnya.
Sebab, bisa saja markas itu menampung 1.000 sampai 2.000 prajurit. Tentu, jika mereka hidup di wilayah tersebut, ekonomi setempat akan berputar.
"kalau ada 1.000 atau 2.000 prajurit gajinya dibelanjakan di pasar situ, bisa ada Rp6 miliar sebulan perputaran ekonominya," jelas Andi.
Sementara Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi menyebutkan pembangunan Grup V Kopassus itu untuk mendukung pertahanan di wilayah pulau-pulau besar seperti Sulawesi.
"Di mana doktrin sekarang pertahanan pulau-pulau besar, salah satu pulau besar adalah Sulawesi dan ditempatkan di Kendari," ujarnya.
Djon juga menilai Sultra adalah posisi strategis, dan melengkapi markas Kopassus yang ada di Kalimantan dan Timika, Papua.
"Jadi karena mobilitas Kopassus yang harus bersedia setiap saat sehingga cepat meng-cover satu pulau Sulawesi. Dan kami melihat Sultra ini paling strategis untuk mendukung tugas-tugas Kopassus," tutup Djon.