Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Vietnam memiliki peran penting bagi pertumbuhan ASEAN, salah satunya lewat ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang diharapkan implementasinya dapat meningkatkan nilai ekonomi digital ASEAN menjadi USD 2 triliun pada 2030 dan Indonesia sekitar USD 600 miliar.
“Di masa ketidakpastian ini, kita telah menunjukkan persahabatan sejati. Dan saya pikir acara hari ini menunjukkan bahwa Vietnam dan Indonesia dapat bekerja sama untuk mengurangi risiko ketidakpastian global,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis usai acara Indonesia–Vietnam Friendship Association (IVFA) Members’ Gathering and Forum di Jakarta, dikutip pada Sabtu (2/8).
Airlangga mengatakan upaya keberlanjutan tersebut semakin meningkat dengan kerangka kerja di berbagai bidang, seperti Netralitas Karbon ASEAN, Ekonomi Biru, dan Ekonomi Sirkular yang menyoroti komitmen ASEAN terhadap masa depan yang tangguh dan hijau.
Selain itu, ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) yang sedang berlangsung mencerminkan upaya-upaya untuk menyederhanakan perdagangan di tengah disrupsi global. ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mempromosikan perdagangan intra-ASEAN.
Di bidang investasi, Vietnam merupakan salah satu mitra ekonomi penting bagi Indonesia di kawasan ASEAN.
“Salah satu contoh penting yaitu komitmen VinFast, produsen kendaraan listrik terkemuka di Vietnam, yang telah menjanjikan USD 1,2 miliar untuk menjadikan Indonesia sebagai hub di Asia Tenggara,” ungkap Airlangga.
Indonesia dan Vietnam juga telah menandatangani Letter of Intent untuk berkolaborasi dalam pengembangan ekonomi digital dan peningkatan kapasitas teknis untuk memperkuat infrastruktur, mendorong inovasi, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ke depannya, kedua negara ini berpeluang memperluas kolaborasi strategis di berbagai sektor seperti industri peralatan lainnya, perdagangan, jasa, ketenagalistrikan, hotel dan restoran, serta perikanan.
“Kita perlu tetap optimis terhadap masa depan kita, di mana kawasan kita bersatu, terintegrasi, berdaya saing, berkomitmen untuk mempertahankan tatanan perdagangan multilateral yang terbuka, tangguh, dan berwawasan ke depan,” tutur Airlangga.