Moms, apakah Anda termasuk yang mengalami ngidam saat hamil? Ya, banyak ibu hamil yang mengalami ngidam, dan sering kali mereka sendiri tak tahu alasannya. Seperti tiba-tiba ingin makan mangga muda tengah malam, mie instan dengan topping aneh, atau bahkan kombinasi makanan yang biasanya terdengar tidak masuk akal.
Sayangnya, terkadang ibu hamil ngidam makanan yang kurang bernutrisi. Padahal saat hamil, ibu perlu menjaga asupan nutrisinya demi kelancaran kehamilan dan kesehatan janin. Di sisi lain, ada juga yang beranggapan bahwa ngidam merupakan salah satu tanda bahwa tubuh kekurangan nutrisi. Tapi, apakah benar ngidam itu tanda kekurangan nutrisi?
Benarkah Ngidam Tanda Ibu Hamil Kurang Nutrisi?
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang juga expert kumparanMOM, dr. Dinda Derdameisya, SpOG,
belum terbukti secara ilmiah bahwa ngidam saat hamil berkaitan langsung dengan kekurangan nutrisi.
“Sampai saat ini belum terbukti secara ilmiah kalau ngidam berkaitan dengan kekurangan nutrisi selama kehamilan,” kata dr. Dinda Derdameisya, SpOG,
Apa Sebenarnya Ngidam Itu?
Ngidam, atau food craving in pregnancy, adalah keinginan yang sangat kuat dan spesifik untuk mengonsumsi makanan atau minuman tertentu di masa kehamilan.
Tetapi tetap saja, jika sangat ingin makan sesuatu tetap harus mencukupi nutrisi untuk ibu dan janin.
“Kalau kita sedang ngidam, kita harus pastikan apa pun makanan dan minuman yang diinginkan tetap bisa mencukupi nutrisi harian,”
Sehingga, fenomena ngidam ini dibolehkan dengan catatan tidak mengorbankan kebutuhan gizi ibu dan janin.
Kenapa Ngidam Bisa Terjadi?
Fenomena ini terjadi karena perubahan hormonal selama kehamilan. Perubahan tersebut mempengaruhi sistem saraf, indera penciuman, dan pengecap rasa, sehingga ibu hamil menjadi lebih sensitif terhadap bau dan rasa makanan. Selain itu, faktor emosional juga memegang peranan penting.
Walaupun ngidam tidak otomatis berarti kekurangan nutrisi, dr. Dinda mengingatkan, jika memang ada kecurigaan kekurangan zat tertentu, pemeriksaan darah tetap penting.
Misalnya, jika dicurigai kekurangan zat besi, maka ibu perlu melalukan pemeriksaan darah, untuk mengetahui seberapa banyak kandungan zat besi dan cadangan zat besi di dalam tubuh.
“Contohnya jika memang kekurangan zat besi, maka yang harus diperiksakan adalah hemoglobin atau cadangan zat besinya yaitu ferritin,” tutup dr Dinda.