Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya harus mengalahkan Hamas di Gaza untuk mengamankan pembebasan sandera yang masih ditahan.
"Kekalahan musuh di Gaza harus dituntaskan, semua sandera kami dibebaskan, dan untuk memastikan bahwa Gaza tidak lagi jadi ancaman bagi Israel," kata Netanyahu saat mengunjungi fasilitas pelatihan militer, dikutip dari AFP, Rabu (6/8).
Sebelumnya, sejumlah media Israel melaporkan Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk memerintah pendudukan total di Gaza, meski dunia internasional mendesaknya agar perang di Gaza segera diakhiri.
Kantor perdana menteri kemudian mengungkapkan Netanyahu telah mengadakan diskusi keamanan selama 3 jam dengan Panglima Angkatan Darat Eyal Zamir, tapi tidak mengungkap rencana perang baru.
Kantor perdana menteri mengatakan kabinet keamanan akan melakukan sidang pada akhir pekan ini untuk menyepakati instruksi baru terkait perang di Gaza.
Penyiar publik Kan yang mengutip anggota kabinet mengatakan Netanyahu telah memutuskan untuk memperluas serangan di wilayah tempat para sandera mungkin ditawan. Namun, media Israel lainnya, Channel 12, menilai perluasan serangan itu mungkin hanya taktik negosiasi.
Meski demikian, rencana Netanyahu untuk menguasai penuh Jalur Gaza menuai reaksi keras dari Otoritas Palestina dan pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas.
Menurut Hamas, langkah itu tidak akan mengubah posisi mereka dalam perundingan gencatan senjata, dan tetap menuntut penarikan semua pasukan Israel dari Gaza.
"Bola ada di tangan [Israel] dan Amerika," kata pejabat senior Hamas, Hossam Badran. Ia juga mengatakan pihaknya ingin mengakhiri perang dan kelaparan di Gaza.