Melatih Kemandirian Anak Tanpa Paksaan ala teman kumparanMOM

Akan ada masanya seorang anak harus hidup mandiri tanpa dampingan orang tua. Oleh karena itu, pelatihan mandiri harus dilakukan pada si kecil sejak dini untuk membentuk kebiasaan dan mental anak.

Kemandirian pada anak gak melulu berarti bisa mengurus diri sendiri, tapi juga berani mengambil keputusan dan memecahkan masalahnya. Nah, orang tua harus bisa membimbing dan menemani si kecil sampai bisa lepas sepenuhnya dari bantuan orang sekitar.

Mengajarkan kemandirian membutuhkan waktu panjang karena prosesnya memang bertahap. Orang tua gak boleh memaksa agar si kecil gak tertekan. Lantas gimana caranya? Yuk, simak tips melatih kemandirian anak tanpa paksaan dari teman kumparanMOM di bawah ini.

Member teman kumparan Mom Yuni mengungkapkan bahwa ia mendidik anaknya menjadi mandiri lewat sejumlah kebiasan sederhana. Misalnya, cuci tangan sebelum makan, buang sampah ke tempatnya, mengerjakan PR sendiri, serta membereskan buku dan mainannya.

Tentunya, semua kebiasaan itu diajarkan secara perlahan dan berulang kali. Tak lupa Mom Yuni memilih kebiasaan yang sesuai dengan usia buah hatinya agar mereka gak merasa terbebani.

“Pertama diarahkan dan diajarkan, berulang kali, mulai dari kebiasaan sehari-harinya sesuai usianya jangan melebihi batas usianya,” papar Mom Yuni.

Tak hanya itu, Mom Yuni juga melatih anaknya untuk membuat keputusan sendiri. Dengan begitu, buah hatinya bisa merasakan langsung hasil dari keputusannya.

teman kumparan Mom Dina juga melakukan hal serupa, ia selalu memberikan pilihan pada buah hatinya. Tujuannya untuk membuat anak merasa punya kontrol terhadap hidupnya sendiri.

Contoh pilihan yang diberikan Mom Dina pada anaknya adalah sesederhana memilih bajunya sendiri. Sejumlah kebiasaan kecil yang melatih tanggung jawab juga diajarkan, seperti membereskan mainan yang telah digunakan, atau menaruh piring di sink setelah makan.

Tak jauh berbeda, Mom Gita juga selalu mencontohkan kebiasaan tanggung jawab sejak dini pada buah hatinya. “Aku mencontohkan hal-hal dasar sejak dini, melibatkan anak dalam urusan beberes kasurnya sendiri setelah bangun tidur,” ucapnya.

Ketika anaknya melakukan kesalahan dalam proses belajar mandiri, Mom Gita juga gak langsung menyalahkan dengan mengucapkan kalimat seperti, “Ini salah, tidak seperti ini!”. Namun, ia memberi penjelasan sederhana disertai contoh yang benar agar buah hatinya paham.

Metode serupa dilakukan Mom Dina. “Aku biasanya sharing pengalaman aku juga. Biar mereka tahu salah itu normal, tinggal coba lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Mom Yuni memilih untuk selalu mengafirmasi perasaan anak terlebih dahulu. Kemudian menenangkan dengan mengatakan bahwa tak apa melakukan kesalahan, asalkan diperbaiki.

“Afirmasi ke anak bahwa dia akan tumbuh dan kembang, salah gak apa-apa tapi diperbaiki, ya,” ucap Mom Yuni.