
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan lebih dari 3.000 bus untuk mengangkut jemaah haji Indonesia ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Mina).
Bus tersebut tidak berangkat bersamaan, tetapi mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
"Jumlah bus bergantung dari syarikahnya tapi kalau kita total bus yang dioperasionalkan di atas 3.000 untuk mengangkut semua jemaah kita," ungkap Kepala Bidang Transportasi Arab Saudi, Mujib Roni, Selasa (2/6).

Jemaah haji rencananya akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijah atau 4 Juni 2025. Jemaah berkumpul di lobi hotel mulai pukul 06.00-21.00 Waktu Arab Saudi (WAS), bergantung jadwal keberangkatan.
Pemberangkatan pertama dimulai pukul 07.00 WAS sampai 11.00 WAS. Trip kedua pukul 11.30 WAS hingga pukul 16.00 WAS, dan terakhir pada 16.30 hingga 21.00 WAS.
Mujib mengungkapkan PPIH telah membuat skema pergerakan jemaah haji ke Armuzna. Sementara untuk penyediaan bus dilakukan oleh Naqobah atau organisasi transportasi Arab Saudi dengan dikoordinasikan oleh syarikah.

"Kita konteksnya hanya menyusun skema pergerakan kemudian kita hanya melakukan monitoring saja. Bagaimana skema itu bisa berjalan dengan baik kita siapkan mitigasi risikonya jika terjadi hal-hal yang tak diharapkan," ungkap Mujib.
"Kami juga sudah menyiapkan itu (mitigasi) termasuk kami juga bentuk tim penghubung jika terjadi hal-hal yang berada di luar kendali kita saat di lapangan," tambahnya.
Terkait skema Murur, Mujib Roni menuturkan jemaah akan digerakkan lebih awal dibandingkan skema reguler. Ada bus berkapasitas besar untuk mengangkut jemaah yang masuk dalam skema murur.
"Kita ingin bus pengangkutan murur ini fasilitas yang daya angkutannya bus besar, loading-nya lebih mudah, jadi yang ikut murur disabilitas dan lansia lebih mudah," tutur Mujib.