Junta Militer Myanmar melancarkan serangan udara di area pertambangan batu ruby, di kawasan Mogok, Myanmar, pada Sabtu (2/8). Serangan udara ini menewaskan 13 orang di pertambangan itu.
Serangan udara itu terjadi sekitar pukul 08.15 waktu setempat. 7 orang langsung tewas akibat serangan, sementara 6 lainnya menderita luka parah yang akhirnya meninggal dunia.
"Serangan itu terjadi di pagi hari, dan mengenai area publik," kata Juru Bicara Tentara Pembebasan Ta'ang Lway Yay Oo, salah satu elemen yang menguasai kawasan Mogok, dikutip dari AFP.
Serangan itu mengakibatkan sebuah mobil yang membawa 7 orang penumpang, seorang biksu, dan ayah-anak yang tengah berboncengan naik sepeda motor.
Myanmar sendiri memang kaya akan batuan-batuan berharga dan langka. Kawasan ini diperebutkan oleh tentara junta militer dan para pemberontak.
Belakangan, tentara junta militer merebut pemukiman di Myanmar tengah. Termasuk tambang emas di Thabeikkyin, yang baru bisa dikuasai setelah setahun pertempuran.
Pada Kamis lalu, Junta Militer Myanmar mengakhiri status darurat setelah berlangsung selama 4 tahun. Mereka akan menggelar pemilu pada Desember nanti, sebagai langkah untuk mengakhiri konflik.
Meski begitu, pemerintahan Suu Kyi yang digulingkan junta militer dan kelompok oposisi akan memboikot pemilu ini. Beberapa pengamat PBB juga menyebut, pemilu ini merupakan pemilu bohong-bohongan yang didesain untuk melegitimasi kepemimpinan junta militer.