Prada Lucky Namo berdinas di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, tewas pada Rabu (6/6/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Komisi III DPR RI mendesak agar kasus kematian Prada Lucky Namo yang diduga dianiaya oleh seniornya diusut secara tuntas. Pelaku hasu dihukum dengan adil.
"Kalau bisa penyebab kematiannya diusut secara tuntas sebab-sebab kematian anggota TNI itu," kata anggota Komisi III DPR RI Benny Kabur Harman saat dihubungi dari Kupang, Jumat.
Dia mengatakan hal ini menanggapi kasus kematian Lucky Nano, anggota TNI AD yang baru resmi menjadi TNI AD selama dua bulan.
Benny mengatakan proses hukum terhadap para pelaku juga ujar dia harus dilakukan secara objektif, akuntabel serta adil untuk memberikan rasa adil bagi keluarga Prada Lucky. "Siapapun yang terlibat harus diusut tuntas.Kita harapkan hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya," ujar dia.
Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Dapil NTT II, Gavriel Putranto Novanto juga menilai peristiwa kematian Prada Lucky diduga akibat penganiyaan oleh seniornya adalah tamparan keras bagi militer di NTT. "Menurut saya keadilan harus ditegakan, dan tidak boleh kompromi," ujar dia.
Gavriel Novanto menekankan bahwa tindakan kekerasan dalam tubuh militer adalah praktik yang tidak dapat ditoleransi, terlebih ketika berujung pada hilangnya nyawa seorang prajurit muda yang baru saja mengabdikan diri kepada negara.
Dia juga menegaskan siapapun pelakunya wajib diproses hukum dan terbuka bagi umum.
Almarhum Prada Lucky Namo merupakan anggota TNI yang baru menjadi anggota TNI selama dua bulan. Usai sah menjadi anggota TNI dia langsung ditempatkan di Batalion Pembangunan 843.
Batalion itu merupakan Batalion yang baru mendarat di daerah itu kurang lebih satu bulan untuk membantu pembangunan masyarakat di daerah tersebut.
Dari sejumlah foto dan video yang beredar, tubuh Prada Lucky dipenuhi dengan sejumlah Lebam dan memar di tubuhnya.
Tak hanya itu sejumlah luka seperti tusukan, di kaki, dan juga di belakang tubuhnya. Korban sempat dilarikan ke RS Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo untuk perawatan intensif namun kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (6/8) lalu.
sumber : Antara