
Tahukah Anda, ban yang dirancang khusus untuk mobil listrik punya komposisi berbeda dari segi material maupun konstruksi. Selain itu, jarang yang tahu bahwa ban mobil listrik di dalamnya terdapat busa.
Apa fungsinya?
National Sales Manager PCR PT Hankook Tire Sales Indonesia Apriyanto Yuwono menjelaskan secara umum terdapat sejumlah perbedaan antara ban mobil konvensional dan ban khusus kendaraan listrik.
”Ban EV (electric vehicle) memang didesain khusus. Secara bobot, ban mobil listrik juga lebih berat dari ban konvensional. Meskipun ukurannya lebih besar, ban mobil listrik dirancang lebih ringan untuk mengurangi rolling resistance,” jelas Apri saat dijumpai di Jakarta belum lama ini.
Lanjutnya, mayoritas ban mobil listrik turut dibekali busa di bagian dalam ban, Hankook menyebutnya sebagai Hankook Sound Absorber. Hal ini menyerap gelombang suara dan getaran dari kontak ban ke permukaan jalan. Cara ini lazim digunakan pabrikan ban pada produk khusus EV.

Lebih lanjut, Apri menjelaskan bahwa ban mobil listrik harus bisa menopang beban kendaraan yang lebih berat. “Memang ban EV walaupun ringan tapi dia bisa menopang beban yang cukup berat,” imbuhnya.
Proses produksi pun berbeda, ban mobil listrik melalui tahap curing dengan durasi yang lebih lama dibandingkan ban konvensional. Ban EV turut dibubuhi teknologi, molekul, serta partikel khusus.
Selain lebih kuat dan memiliki rolling resistance rendah, ban kendaraan listrik juga disiapkan untuk mampu memberikan efisiensi lebih tinggi. Produk Hankook iON diklaim lebih hemat 5-10 persen dibandingkan ban EV kompetitor.
Apabila disandingkan dengan ban konvensional, tingkat efisiensinya meroket hingga 20-30 persen. “Ban Hankook iON lebih hemat 5-10 persen (dari kompetitor). Kalau dengan ban konvensional bisa lebih jauh lagi, mungkin kisaran 20-30 persen,” jelasnya.