Presiden Prabowo Subianto meminta Provinsi Jakarta untuk membangun Giant Sea Wall di pantai Jakarta sepanjang 19 kilometer.
Prabowo menilai, Jakarta punya APBD besar dan cukup membiayai pembangunan Giant Sea Wall tanpa menunggu anggaran dari pusat. Ia pun meminta Jakarta untuk ikut membantu pembiayaan.
Gubernur Jakarta Pramono Anung sudah menyanggupi permintaan Prabowo ini.
“Jakarta sebelumnya, di era pemerintahan sebelumnya dapat bagian 12 kilometer, kemarin mendapat tambahan 7 kilometer, sehingga total adalah 19 kilometer,” kata Pramono Anung di Future Talk feat Endgame “What’s Jakarta’s Future?” di Taman Ismail Marzuki, Minggu (15/6).
Lalu, dari mana Jakarta bisa mendapatkan dana untuk membangun Giant Sea Wall ini? Pramono mengungkapkan, salah satunya dari hasil mengolah sampah jadi listrik.
“Kita bangun 4 PLTS, satu PLTS feeder per hariannya 2.500 itu kurang lebih mungkin sekitar 1.500 megawatt. Maka persoalan sampah selesai, persoalan listriknya terpenuhi, pencemarannya juga akan berkurang banyak, dan itu kemudian kan ada revenue buat Jakarta.” kata Pramono.
"Nah revenue inilah yang akan digunakan sebagian untuk membangun Giant Sea Wall,” ungkap Pramono.
Saat ini, APBD Jakarta mencapai Rp 91 triliun. Pramono yakin dengan segala potensi yang dimiliki Jakarta, APBD ke depan bisa sampai Rp 100 triliun.
“Kalau itu bisa dilakukan, maka kami setiap tahun minimum harus spend kurang lebih Rp 5 triliun untuk Sea Wall,” tuturnya.
“Dan itu apakah Jakarta mampu atau tidak? Tentunya ini menjadi tantangan bagi kami. Dan kami akan bekerja keras untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi penugasan dari Bapak Presiden,” kata Pramono.