
BANDUNG--Ratusan siswa SMP Unggulan Darul Hikam (DH), yang terletak di Jalan Jakarta Kota Bandung, mendeklarasikan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, unggul, berakhlak, dan bebas dari bullying.
Kegiatan ini merupakan bagian puncak dari program “Pelatihan Mindset dan Disiplin” yang dirancang khusus oleh SMP Unggulan Darul Hikam untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara mental dan sosial.
“Jadi kegiatan ini sebenarnya adalah puncak dari proses pelatihan mindset disiplin hari ini,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Fikri Suhardi, Rabu, (6/8/2025).
Menurut Fikri, pelatihan ini merupakan bagian dari skema pembinaan yang disusun secara menyeluruh. Yakni, dimulai dari pelatihan keterampilan dasar, seperti manajemen waktu, hingga pembentukan mindset disiplin dan kesadaran sosial.
“Mula-mula anak-anak kita kasih skill-nya dulu, kalau masalah anak sekarang kan mungkin keterampilan mengatur waktu. Sebenarnya itu nggak begitu nyambung sama bullying ya, tapi justru itu lebih ke manajemen diri yang nantinya akan berdampak sama bagaimana dia menghadapi bullying,” paparnya.
Program ini, kata dia, tidak bersifat satu arah, melainkan dirancang agar relevan dengan kondisi perkembangan masing-masing jenjang kelas. Siswa kelas 7 difokuskan pada pelatihan kemampuan dasar belajar dan konsentrasi. Sedangkan kelas 8 dan 9 dibekali materi bertema “Growth Mindset”, untuk membangun harapan serta kedisiplinan dalam mengejar cita-cita.
“Nah untuk kelas 8 dan 9 itu terkait bagaimana dia mengelola belajar dan juga bisa meraih cita-citanya,” kata Fikri.
Acara puncak diisi dengan orasi reflektif dari perwakilan siswa, dilanjutkan dengan prosesi deklarasi dan penandatanganan komitmen bersama. Momen ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk konkret dari kesadaran kolektif bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan suportif untuk tumbuh.
“Tentu tidak sebatas anak-anak dikumpulin, terus tiba-tiba mereka deklarasi. Tapi mereka juga ada orasi dulu, disadarkan dulu. Baru nanti ada tanda tangan bahwa mereka komitmen menjaga sekolah aman dari perundungan,” papar Fikri.
Fikri menegaskan, deklarasi ini bukan berarti sekolah bebas sepenuhnya dari kasus perundungan. Namun, sebagai langkah pencegahan yang serius, serta cerminan dari tanggung jawab sekolah untuk menanganinya secara cepat dan tepat.
“Jadi anti perundungan ini bukan berarti sekolahnya nggak ada bullying yah. Tapi justru kita komitmen kalau ada kasus kita tanganin langsung,” kata Fikri.
Sambutan positif pun datang dari para siswa, salah satunya Aliya Najma Zaakira, siswi kelas 9.3 yang menjadi orator dalam deklarasi tersebut.
Menurut Aliya, perundungan sering dianggap sebagai cara untuk terlihat keren. Padahal, ada banyak jalan positif lainnya yang bisa diambil untuk menunjukkan jati diri.
“Remaja itu bukan punya pilihan perundungan untuk menjadi keren. Jadi pilihan kita bukan ngerundung agar kita terlihat keren, tapi cobalah kayak ikutin kegiatan-kegiatan positif,” kata Aliya.
Dengan semangat yang ditanamkan melalui program ini, SMP Unggulan Darul Hikam menunjukkan komitmen progresif dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih sehat dan inklusif. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk bergerak bersama dalam menghadirkan ruang aman bagi para pelajar Indonesia.