Istana Ungkap Nama Calon Dubes AS Sudah di Tangan Presiden Prabowo

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri jamuan santap siang kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden Republik Singapura, Tharman Shanmugaratnam, di salah satu hotel di Singapura, pada Senin (16/6/2025). Foto: Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden

Wakil Menteri Sekretaris Negara, Bambang Eko Suhariyanto, mengatakan saat ini ada beberapa nama-nama calon duta besar Indonesia untuk Amerika. Saat ini, hanya tinggal menunggu keputusan Presiden Prabowo Subianto.

“Kita tunggu arahan presiden tentang itu. Sampai sekarang sudah ada arahan, cuma kita lagi olah untuk ngisinya. Ada beberapa nama, cuma sedang kita proses,” kata Bambang saat ditemui di Kantor Kementerian Hukum, Senin (23/6).

Bambang menjelaskan nama yang dikantongi oleh pemerintah ada lebih dari 1 nama dengan berbagai latar belakang.

“Ada yang dari diplomat, ada yang dari politik. Ada beberapa (nama) lah,” katanya.

Saat ditanya apakah ada nama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam daftar nama tersebut, Bambang menjawab singkat.

“Nggak, belum ke sana kita. Kita masih menunggu usulan dari Menteri Luar Negeri,” katanya.

Sebelumnya, Eks Wamenlu Dino Patti Djalal meminta Presiden Prabowo menentukan siapa yang mengisi sejumlah posisi Dubes RI di luar negeri dalam waktu dekat.

Bambang Eko Suharyanto berjalan saat dipanggil Presiden Prabowo Subianto dalam pengumuman jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Komentar Dino disampaikan di tengah eskalasi dunia akibat saling serang antara Iran dan Israel. Apalagi saat ini kursi duta besar Indonesia untuk Amerika sudah kosong lebih dari 2 tahun.

"Yth Presiden Prabowo kind reminder: dalam dunia yang semakin dihantui perang+konflik+krisis yang berbahaya, mohon agar kursi dubes-dubes untuk Amerika, PBB (New York & Jenewa), Jerman yang sudah lama kosong dapat segera diisi," ucap Dino dalam unggahan X pada Minggu (22/6)

"Kursi-kursi dubes yang kosong membuat Indonesia sulit berdiplomasi secara efektif di garis terdepan," sambung dia.